Dari Australia ke India: Kisah Pelajar Brisbane Bantu Warga Desa di Hyderabad
India tak hanya terkenal akan Taj Mahal-nya. Negara Asia Selatan ini menawarkan segudang pengalaman berkesan bagi sejumlah pelajar asal Brisbane lewat pengembangan pribadi dan kesempatan untuk membantu orang lain.
Para siswa dari lembaga pendidikan 'Charlton Brown' di Brisbane dalam sebuah upacara penyambutan di Hyderabad.
Niveditha Gooty, yang pindah ke Australia dari India pada tahun 2011 untuk belajar pengasuhan lansia di Charlton Brown, adalah salah satu fasilitator program ini dan bepergian ke Hyderabad dengan sejumlah pelajar dari Australia. "Di banyak desa ini, tak ada air yang mengalir ataupun WC. Tim ini berbicara tentang kunjungan ke sebuah sekolah yang hanya punya satu ember air per hari bagi para siswa untuk berbagi air minum dan mencuci tangan mereka," ujarnya.
Pada bulan Mei tahun ini, 10 pelajar dari Australia mengunjungi Hyderabad untuk membantu aspek pengajaran dari kesehatan dan sanitasi, pendidikan higienitas, air minum yang layak dan penyimpanan air hujan untuk populasi desa.
Niveditha sangat bangga akan keterlibatannya dalam program ini dan mengatakan, membantu orang-orang dari negara asalnya memberinya kepuasan tersendiri.
"Melihat perubahan di desa dan kelompok masyarakat dalam tiap kunjungan itu sungguh membahagiakan. Di India, tak seperti Australia dan sebagian besar negara lainnya di dunia, pada hari ulang tahun anda, anda adalah orang yang memberi kado ke teman-teman dan orang-orang tercinta. Ketika saya masih kecil, keluarga saya akan membawa saya ke panti asuhan pada hari ulang tahun saya, dan saya akan memberi kado ke anak-anak di sana untuk merayakan ulang tahun saya. Beramal itu sungguh membahagiakan. Ketika anda beramal anda memberi kebahagiaan," ungkapnya.
Bertemu anak-anak di sebuah upacara resmi.
Reiko Horaoku, seorang pelajar internasional dari Jepang yang menyelesaikan diplomanya di bidang pendidikan anak usia dini, memiliki kesempatan untuk bekerja dengan penduduk desa India dalam program sanitasi air dan pendidikan higienitas. "Kami menerima penyambutan yang paling mengejutkan dan paling hangat yang pernah saya dapatkan. Saya tak akan melupakan kebaikan, keramahan dan ketulusan orang-orang desa itu," tuturnya.
Meski mengalami kendala bahasa, Reiko mampu mendapat pemahaman yang lebih dalam tentang kesengsaraan yang dialami penduduk desa di mana ia bekerja. "Kami memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal dan saya merasa bahwa kami bisa memahami cerita hidup mereka yang menakjubkan meski bahasa Inggris bukan medium yang ideal untuk saling memahami dan berkomunikasi antara satu sama lainnya," utaranya.
Ia menambahkan, "Cara hidup warga India benar-benar menyentuh dan menggetarkan hati. Saya merasa betapa pentingnya untuk menhargai hal-hal yang sangat penting seperti sentuhan manusia dan kepedulian terhadap sesama."
India tak hanya terkenal akan Taj Mahal-nya. Negara Asia Selatan ini menawarkan segudang pengalaman berkesan bagi sejumlah pelajar asal Brisbane
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Didesak Percepat Ekspor Militer ke Australia
- Satu Lagi Sekolah di Australia Menutup Program Studi Bahasa Indonesia
- Dunia Hari Ini: Bom Amerika dari Era Perang Dunia II Meledak di Jepang
- Sebuah Laporan Menunjukkan Tindakan Rasisme yang Terjadi di Lembaga Penyiaran Australia ABC
- Dunia Hari Ini: Perdana Menteri Jepang Baru Akan Menggelar Pemilu Dadakan
- Dunia Hari Ini: Israel Serang Yaman, Menyebut Menargetkan Kelompok Houthi