Dari Bangkalan, Jadi Idola Kontes IT Internasional di Rusia
Investasikan Uang Hadiah, Modal Usaha Perusahaan Teknologi di Madura
Senin, 15 Juli 2013 – 07:23 WIB
Senjata mereka dalam menghadapi persaingan di tingkat dunia hanya dua, yakni rendah hati dan percaya diri. "Prinsip kami berempat, yang bisa dilakukan oleh orang yang tidak bisa itu hanya belajar," lanjut anak kedua di antara empat bersaudara itu. Mereka rela pergi ke berbagai kota dua"tiga hari demi mengikuti workshop teknologi.
Ketika berhadapan dengan juri, mereka sudah percaya diri karena Save The Hamster sudah masuk di pasaran. Juri yang mengetahui game tersebut sudah ada di pasar tentu menanyakan hal yang berbeda dengan produk yang masih berupa prototipe.
Menurut Ghalib, banyak pengalaman yang mereka dapat selama berada di Rusia. Menjalani awal Ramadan misalnya. Setelah berkonsultasi dengan mahasiswa Indonesia yang tinggal di Rusia, mereka terpaksa tidak berpuasa. "Biar tidak sakit selama mengikuti kompetisi," urainya.
Bagaimana tidak, di St Petersburg saat ini musim panas. Matahari terbit sekitar pukul 03.00 dan terbenam pukul 12 malam. Itu berarti puasa di sana dijalani lebih dari 20 jam. Belum lagi suhu di sana yang bisa mencapai 40 Celsius.
Selain garam, Pulau Madura siap mencetak bibit-bibit unggul pakar teknologi kelas dunia. Tim Solite Studio Universitas Trunojoyo membuktikan bahwa
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala