Dari Belajar Mengenal Kayu, Listyo Bramantyo Jadi Pembuat Bumerang
Bukan untuk Senjata, Peminatnya Justru Banyak dari Australia
jpnn.com - Bentuk bumerang yang unik pun membuat Listyo Bramantyo kepincut. Lelaki asal Kotagede, Jogja itu lantas mempelajari seluk beluk kayu untuk mendapatkan formulasi pas membuat bumerang. Kini, bumerang buatan Listyo bukan lagi sebagai senjata, namun handycraft buatan Jogja.
DEWI SARMUDYAHSARI, Jogja
MELEWATI jalan kecil, terletak di pojok dekat benteng peninggalan kerajaan Mataram, kediaman Listyo tak berbeda jauh dengan rumah-rumah di sekitarnya. Di rumah asri inilah bertahun-tahun dirinya memproduksi bumerang yang kini jumlahnya sudah ribuan.
Jatuh cinta pada pandangan pertama menjadi pengalaman nyata yang dialami Listyo. Dari bentuk dan juga gerakannya yang unik -karena ketika dilempar akan balik kembali ke pelemparnya- jadi tanda tanya besar bagi Listyo hingga secara perlahan menemukan jawabannya satu per satu.
“Waktu itu masih kecil. Saya cuma lihat gambarnya saja, pas sudah gede baru semakin penasaran, kok bisa benda yang sudah dilempar bisa balik lagi,” ujar Listyo di rumahnya yang terletak di Dalem RT 42 RW 10, Kotagede, Jogjakarta.
Rasa penasaran tidak hanya menjadikannya mahir main bumerang, namun juga memberikan gagasan untuk membuatnya. Terlebih, pada awal tahun 1990-an masih jarang yang menjual apalagi memproduksi bumerang di Indonesia.
Karena keterbatasan bumerang untuk bisa dimiliki, Listyo yang kini memimpin Komunitas Bumerang Jogja itu akhirnya mulai membuat sendiri. Dari fase coba-coba dan gagal, hingga menemukan formulasi dan bahan yang pas.
Saat itu, tidak banyak sumber yang bisa dijadikan referensi. Listyo pun hanya mengikuti naluri dan teori. Setelah berbulan-bulan ia bisa membuat boomerang sendiri.
Bentuk bumerang yang unik pun membuat Listyo Bramantyo kepincut. Lelaki asal Kotagede, Jogja itu lantas mempelajari seluk beluk kayu untuk mendapatkan
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis