Dari Koordinator GAM Menjadi Anggota DPR
Rabu, 29 Agustus 2012 – 07:10 WIB
Sebagai mantan tokoh penting GAM, Sayed pernah mengalami masa-masa yang kurang menyenangkan dengan dua institusi negara tersebut. Tapi, bagi Sayed, itu sepenuhnya masa lalu. Sekarang dia justru bersemangat mendorong profesionalisme intelijen negara.
"Dulu berseberangan ideologi. Bahasa kasarnya musuh lah. Tapi, sekarang saya sering berdiskusi dengan teman-teman intelijen yang beberapa di antaranya sebelumnya sudah saya kenal," kata Sayed saat berbincang dengan Jawa Pos di Jakarta kemarin (28/8).
Saat Sayed mulai muncul di DPR, beberapa kolega sesama anggota komisi I sempat bertanya dengan nada bercanda mengenai GAM. "Saya bilang kepada teman-teman itu bahwa GAM sudah ada di sini (DPR, Red), tidak ada lagi di sana," cerita Sayed, lantas tertawa lepas.
Setelah tercapai perjanjian damai melalui MoU Helsinki yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005, Sayed memastikan bahwa aktivis GAM sudah kembali ke tengah masyarakat. Sebagai warga negara, mereka memiliki hak yang setara dengan warga negara lainnya.
TANGGAL 23 Februari 2012 menjadi momen penting bagi Sayed Mustafa Usab al-Idroes. Pada tanggal itu mantan koordinator Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala