Dari Li ke Li

Oleh: Dahlan Iskan

Dari Li ke Li
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Salah satu kesepakatan itu, mereka tidak boleh tampak punya uang. Harus tetap tampil miskin. Agar tidak dicurigai.

Kesepakatan lain, mereka membuat alat-alat rumah tangga secara individual. Di rumah masing-masing. Sembunyi-sembunyi. Kerja amat keras.

Dalam hal membuat sepatu, misalnya, satu kelompok desa, membagi tugas. RT mana bikin sol. Siapa bikin tali. Siapa bikin penutup. Siapa yang menjahit.

Mereka bertukar bahan. Diam-diam. Kebutuhan alas kaki untuk kecamatan lain dipasok dari sini.

Kelompok lain lagi membuat pakaian. Dengan cara yang sama. Pakaian pun dibagi. Ada kampung spesialis baju. Ada yang spesialis celana. Ada yang spesialis kancing baju.

Maka kebutuhan orang hidup di seluruh Wenzhou dipenuhi dengan sistem kelompok per desa dan per kecamatan.

Tentu mereka juga ketahuan petugas partai. Tetapi mereka siap kompromi. Tidak menentang. Toh skalanya amat kecil. Tidak mencolok.

Menurut hasil studi belakangan, orang Wenzhou saat itu selalu bisa merumuskan alasan: barang itu akan dipakai sendiri.

Siapa pun yang pernah menjadi ketua partai di Shanghai punya bintang yang amat terang. Xi Jinping pernah. Perdana Menteri Zhu Rongji juga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News