Dari Medan sampai Denpasar, Anak Muda Suarakan Dukungan untuk Capres Alternatif

Dari Medan sampai Denpasar, Anak Muda Suarakan Dukungan untuk Capres Alternatif
Gabungan komunitas anak muda di Denpasar, Bali, menyampaikan dukungan dan mengusulkan tokoh penggerak anak muda sekaligus pendiri Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho sebagai capres alternatif pada Pemilu 2024. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, DENPASAR - Gabungan komunitas anak muda di Denpasar, Bali, menyampaikan dukungan dan mengusulkan tokoh penggerak anak muda sekaligus pendiri Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho sebagai capres alternatif pada Pemilu 2024.

Aksi ini memperkuat gagasan capres alternatif oleh sejumlah komunitas anak muda kritis Jawa Barat dalam acara 'Anak Muda Satu Nusa Satu Suara' di Sumedang beberapa waktu lalu.

Dukungan untuk capres alternatif dari kalangan muda juga disuarakan oleh sejumlah tokoh pemuda Medan dalam acara Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia.

Fenomena ini muncul sebagai suara kritis dan gerakan moral untuk menolak kecenderungan elitisme politik, oligarkisme dan fenomena politik dinasti yang semakin menguat.

"Kondisi perpolitikan kita hari ini menjadi keresahan bersama di kalangan anak muda, di mana fenomena politik nasional yang kian elitis bahkan cenderung memposisikan anak muda sebagai objek, isu dan permainan politik, tanpa dirasakan impact kebijakannya terhadap anak-anak muda secara luas. Ini membuat wacana gerakan capres alternatif harus segera dilakukan untuk menyadarkan dan mendobrak fenomena tersebut," kata Founder Praga Institute Arya Gangga di Denpasar, Bali, Minggu (10/9).

Arya menjelaskan bahwa wacana gerakan capres alternatif harus dilihat sebagai bentuk protes dan bagian dari kritik anak muda yang sudah jenuh dengan dinamika politik di kalangan elit saat ini.

"Ini bagian dari kritik anak muda yang tidak dilibatkan secara esensial katakanlah mulai dari dialog sampai dalam proses pengambilan keputusan untuk ikut membangun bangsa, padahal anak muda hari ini merupakan populasi terbesar di negeri ini. Apalagi di Pemilu 2024 mendatang suara kita sebagai generasi milenial mencapai 40-55 persen, dan saya pikir inilah saatnya anak muda untuk 'speak up' berani mengambil sikap," ujar aktivis Bali ini.

Bahkan, Arya melihat wacana yang dilakukan oleh komunitas Nusantara 'Anak Muda Satu Nusa Satu Suara' yang mengusung Dimas sebagai capres alternatif dinilai masuk akal dan terlihat cukup menarik di mata anak-anak muda.

Arya menjelaskan bahwa wacana gerakan capres alternatif harus dilihat sebagai bentuk protes dan kritik anak muda yang sudah jenuh dengan perpolitikan saat ini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News