Dari Pakai Batik ke Kantor Hingga Menjadi Jembatan Sains, Inilah Tiga Saintis Perempuan Indonesia di Australia
Sejumlah saintis perempuan asal Indonesia telah menunjukkan kemampuan mereka dalam berkiprah di sejumlah Lembaga ternama Australia.
Kontribusi mereka di luar Indonesia menjadi bukti jika mereka tidak lagi menyikapi nasionalisme dalam pandangan sempit.
Seperti yang diceritakan Dina Yulia PhD, doktor lulusan School of Botany di University of Melbourne.
Dina yang sudah tertarik dengan pohon dan tanaman sejak kecil kini bekerja sebagai peneliti bioteknologi tanaman di lembaga CSIRO sejak tahun 2011.
CSIRO atau Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation merupakan lembaga riset sains nasional paling bergengsi di Australia.
Sebagai pakar dinding sel pohon dan tanaman ini, riset Dina berupaya menghasilkan tanaman kapas yang tahan hama dan penyakit.
"Kami sedang berusaha menghasilkan kualitas kapas yang lebih baik, misalnya yang lembut seperti sutra, atau yang bisa lentur seperti polyester," ujarnya kepada Farid M. Ibrahim dari ABC Indonesia di Melbourne.
"Dengan begini ke depannya kita mengurangi penggunaan fiber sintetik yang membahayakan lingkungan itu," paparnya.
Tiga saintis perempuan asal Indonesia ini tinggal di Australia dan berkiprah di tingkat dunia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina