Dari Pakai Batik ke Kantor Hingga Menjadi Jembatan Sains, Inilah Tiga Saintis Perempuan Indonesia di Australia
"Walaupun saya tidak tinggal di Indonesia, bukan berarti saya putus hubungan dengan Indonesia."
"Saya masih bekerja sama dengan industri-industri dan peneliti-peneliti dari Indonesia juga memberikan pelatihan pada para dosen di salah satu universitas di Bandung, Padang dan Medan," kata Rini.
Meski ia mengatakan tidak tahu secara detil tentang seberapa jauh keterlibatan perempuan Indonesia di bidang sains, Rini mengatakan melihat adanya peningkatan.
"Sekarang lebih sering kita dengar bahwa para ahli di bidang STEM adalah perempuan, seperti teman-teman saya Dr. Sri Safitri dari Telkom Indonesia dan Profesor Eniya Dewi dari BPPT.
STEM adalah singkatan dari science, technology, engineering, and mathematics, atau bidang studi sains.
"Mereka sangat aktif dalam bidang-bidang yang mereka tekuni, yaitu keamanan siber dan teknik dan juga menjadi inspirasi bagi yang lain di Indonesia, terutama bagi siswa perempuan," kata Rini.
Rini belum pernah mengajar di universitas di Indonesia, tapi dari pengalamannya ia melihat persamaan dari dunia pendidikan di Malaysia dan Australia.
"Yang saya lebih suka di Australia [adalah] mahasiswa benar-benar diberikan support dalam menuntut ilmu."
Tiga saintis perempuan asal Indonesia ini tinggal di Australia dan berkiprah di tingkat dunia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina