Dari Pakai Batik ke Kantor Hingga Menjadi Jembatan Sains, Inilah Tiga Saintis Perempuan Indonesia di Australia

Dari Pakai Batik ke Kantor Hingga Menjadi Jembatan Sains, Inilah Tiga Saintis Perempuan Indonesia di Australia
Dina Yulia PhD merupakan peneliti pada CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation), Lembaga Riset Sains Nasional Australia sejak 2011. (Koleksi pribadi)

"Walaupun saya tidak tinggal di Indonesia, bukan berarti saya putus hubungan dengan Indonesia."

"Saya masih bekerja sama dengan industri-industri dan peneliti-peneliti dari Indonesia juga memberikan pelatihan pada para dosen di salah satu universitas di Bandung, Padang dan Medan," kata Rini.

Meski ia mengatakan tidak tahu secara detil tentang seberapa jauh keterlibatan perempuan Indonesia di bidang sains, Rini mengatakan melihat adanya peningkatan.

"Sekarang lebih sering kita dengar bahwa para ahli di bidang STEM adalah perempuan, seperti teman-teman saya Dr. Sri Safitri dari Telkom Indonesia dan Profesor Eniya Dewi dari BPPT.

STEM adalah singkatan dari science, technology, engineering, and mathematics, atau bidang studi sains.

"Mereka sangat aktif dalam bidang-bidang yang mereka tekuni, yaitu keamanan siber dan teknik dan juga menjadi inspirasi bagi yang lain di Indonesia, terutama bagi siswa perempuan," kata Rini.

Rini belum pernah mengajar di universitas di Indonesia, tapi dari pengalamannya ia melihat persamaan dari dunia pendidikan di Malaysia dan Australia.

"Yang saya lebih suka di Australia [adalah] mahasiswa benar-benar diberikan support dalam menuntut ilmu."

Tiga saintis perempuan asal Indonesia ini tinggal di Australia dan berkiprah di tingkat dunia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News