Dari Peluncuran Buku Koruptor Go To Hell Karya Bibit Samad Riyanto
Kasus Antasari Jadi Momentum Serang KPK
Sabtu, 19 Desember 2009 – 00:47 WIB
Selama berkarir sebagai polisi, Bibit dikenal sebagai sosok keras dan tahan sogokan. Salah satu bukti adalah semasa menjabat Kapolda Kaltim. Dia berusaha meringkus 234 pembalak hutan tanpa ampun. Agar kasus mereka diendapkan di tingkat penyidikan, Bibit mendapat iming-iming sogok Rp 500 juta per kasus. Kalau dia bermental korup, setidaknya uang Rp 117 miliar sudah di kantong. Namun, semua itu ditolak.
Bibit juga menolak apabila ada permintaan setoran ke oknum pejabat di pusat. Sudah bisa diduga, gara-gara sikap keras kepala itu, karir Bibit di Polri tak mulus. Dia pensiun saat berpangkat irjen (setara Mayor Jenderal). Meski pensiunan jenderal, kehidupan Bibit juga sederhana.
Demikian halnya saat menjabat Kapolres Jakarta Utara. Ketika berbincang dengan Jawa Pos beberapa waktu lalu di rumahnya, dia bercerita bahwa pernah juga sempat dirayu seorang oknum pengacara agar setiap kasus pidana di polres bisa diendapkan. Pengacara juga menawarkan uang khusus untuk Bibit. "Saya bilang, kalau Anda tak keluar dari ruangan saya saat ini juga, Anda saya tangkap," katanya saat itu. Sejak itu sang pengacara tak pernah lagi bertandang menemui Bibit.
Saat menjabat Kapolres itu pula, Bibit memberikan kebebasan kepada penyidiknya dalam menangani kasus hingga tingkat polsek. Dia berprinsip, penyidik harus independen. (*/agm)
Setelah aktif lagi sebagai wakil ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Bibit Samad Riyanto menerbitkan sebuah buku berisi pengalaman empirik
Redaktur & Reporter : Antoni
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408