Dari 'Polar Light' Ke Penguin, Inilah Pengalaman Guru Australia Hidup di Antartika

Saat matahari berada di khatulistiwa (atau disebut ‘equinox’), biasanya ada beberapa minggu di mana matahari tak muncul sama sekali.
Satu-satunya kontak langsung stasiun ‘Scott’ di Antartika adalah fasilitas penelitian Amerika Serikat, stasiun ‘McMurdo’.
Meskipun ada periode isolasi yang intensif, Rhiana menemukan banyak hiburan selama musim dingin.
"Sebelum kami pergi, kami diminta untuk mengenakan kostum. Anggota yang lain juga memiliki sendiri ... mereka punya banyak kostum, topi, rambut palsu dan make up serta segala macam hal," ceritanya.
Hasilnya adalah pesta makan malam bertema bajak laut dan kompetisi antar-bangsa yang memberi tiap stasiun penelitian waktu sebanyak 24 jam, untuk membuat dan mengirimkan sebuah film pendek.
"Amerika melakukan reka ulang ‘Aliens’. Mereka berkeliling dengan eskavator yang mereka miliki, tanpa lampu. Beberapa film lainnya tak masuk akal sama sekali, dan ada juga yang sangat berseni dan keren," tutur Rhiana.
Hidup sebagai pekerja di Antartika berubah ketika benua ini mulai mencair dan meleleh di musim panas.
"Saya melihat banyak aktivitas di musim panas, karena jelas siang hari menjadi 24 jam. Anda bisa pergi ski di suatu pagi atau bisa juga berseluncur dengan papan salju,” ujarnya.
Rhiana Jenkins tadinya bekerja sebagai guru di Wilayah Utara Australia ketika ia memutuskan untuk mengejar mimpinya, yakni hidup di Antartika.Delapan
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia