Dari RSUD, Ibu Bawa Jenazah Putrinya Naik Angkot
"Pasien meninggal di ruang ICU sekitar pukul 15.15 WIB. Keluarga menerima atas musibah ini. Sesuai SOP, kita akan pulangkan jenazah dengan ambulans. Keluarga sudah mengurus ambulance lalu jenazah dibawa ke ambulance. Tetapi ada sedikit masalah administrasi," kata Pad Dilangga, di Ruang ICU RSUDAM, tadi malam.
Masalah administrasi tersebut, kata Pad, karena petugas ambulans menemukan data yang tidak pas.
"Siapa pun yang harus pulang dari RSUDAM harus tertib administrasi. Mungkin keluarga kurang sabar menunggu," kata Pad Dilangga.
Masalahnya, kata Pad Dilangga, bayi berusia satu bulan 10 hari tersebut belum memiliki nama ketika dirujuk ke RSUDAM. Bayi itu masih memakai nama ibunya. Sedangkan keluarga memakai fasilitas BPJS.
Nama yang tercantum yang tercantum di BPJS Berlin Istana. Sedangkan yang terdaftar di RSUDAM bayi Ny. Delpasari. Di Kartu Keluarga, nama bayi tersebut juga belum terdaftar.
"Masalah inilah yang ingin diklarifikasi petugas ambulans dengan meminta waktu sebentar sebelum berangkat. Ini memang SOP rumah sakit. Mungkin karena keluarga buru-buru ingin pulang. Posisi ambulans saat itu di pintu keluar rumah sakit," kata Pad Dilangga.
Pada bagian lain, petugas ambulance RSUDAM Jhon Sinaga mengatakan, awalnya keluarga datang ke ruang ambulans membawa berkas. Petugas kemudian menulis surat jalan.
"Saat itu saya langsung memarkir ambulance dan siap berangkat. Keluarga membawa jenazah masuk ambulans. Namun di berkas ada kesalahan dan kami meminta waktu agar bersabar. Saat itu, keluarga ada dalam ambulans," kata Jhon Sinaga.
Karena merasa tidak memiliki uang sejumlah itu, Ardiansyah berinisiatif meminta istrinya turun dari ambulans, lantas membawa jenazah putrinya naik angkot.
- Ini Alasan RS Muhammadiyah Bandung Putus Kontrak dengan BPJS
- Bethsaida Hospital Serang Mulai Beroperasi 2024, Terima Pasien BPJS
- Diamputasi karena Kecelakaan Kerja, Pak Eko Dapat Protese Tangan Robotik dari BPJamsostek
- Biaya Perawatan Pasien Covid-19 Akan Ditanggung BPJS Kesehatan
- Pasien BPJS Tuntut Ganti Rugi Rp 2 Miliar ke RSUD Bekasi
- Khawatir Rencana BPJS Wajibkan Pasien Didaftar pakai Fingerprint Timbulkan Masalah Baru