Dari Telenovela, Musik sampai Sepak Bola
Tahun kedua di negeri orang, Iqbal bersama 17 rekannya dikontrak sebuah klub bola Paraguay. Sayangnya karir Iqbal di Paraguay tidak berlanjut karena Irwandi Yusuf tidak terpilih lagi dan terpaksa 18 siswa Aceh dipulangkan ke Tanah Air.
Di Aceh, Iqbal bergabung dengan klub bola PSSB Biereun selama satu tahun. Saat itu karirnya meroket namun sayang cidera dialaminya sehingga dia memutuskan tidak merumput lagi.
Iqbal pun beralih ke bidang akademi dengan menggunakan kemampuan berbahasa Spanyol untuk menjadi penerjemah dan memberikan les privat. Iqbal pernah diminta sebuat perusahaan penerbit menerjemahkan buku berbahasa Indonesia ke Spanyol. Iqbal hanya dibayar Rp 400 ribu untuk satu buku.
“Kata teman-teman sih kemurahan itu karena penerbitnya kan menjual lagi. Tapi bagi saya bukan nilai uangnya tetapi kemampuan berbahasa Spanyol makin terasah," ujarnya.
Iqbal juga pernah diminta sebuah perusahaan untuk menjadi penerjemah di Jepara. Saat itu Iqbal menerima bayaran Rp 3 juta untuk tiga hari. Senang bukan kepalang dirasakan Iqbal karena hanya dalam tiga hari bisa mendapatkan uang bersih Rp 3 juta.
Saat ini di sela-sela waktu senggangnya, Iqbal memberikan les privat kepada lima siswanya dengan bayaran Rp 500 ribu per orang. Dengan kemampuan bahasa Spanyolnya, Iqbal bercita-cita membuka lembaga kursus Bahasa Spanyol di Aceh.
“Menguasai Bahasa Spanyol sangat besar keuntungannya. Itu sudah saya rasakan, makanya saya ingin menularkan kepada masyarakat Aceh," ucap Iqbal yang bisa membiayai kuliahnya dengan keahlian berbahasa Spanyolnya.
Sementara Cattleya Ayu Permatasari, mahasiwi tingkat akhir kelahiran Jakarta, 12 Juni 1994 punya pengalaman lain lagi. Pecinta telenovela ini mulai tertarik dengan Spanyol saat dia duduk di bangku SMA. Saat itu SMAN 8 Jakarta tengah mengadakan program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat.
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis