Dari Tugas Akhir ke Pameran di Paris
jpnn.com, SURABAYA - Euforia Ciputra World Fashion Week 2018 masih terasa hingga kini. Salah satu yang menarik perhatian adalah karya tiga mahasiswi Jurusan Fashion Design and Business (FDB) Universitas Ciputra. Yakni, Devina Gunawan, Lolytha Sekar Arina, dan Jessica Silviana Prayugo.
Koleksi mereka awalnya hanya untuk tugas akhir Real Client Project pada awal tahun ini. Sebanyak 12 orang menyerahkan karya. Namun, hanya terpilih tiga pemenang yang karyanya dipamerkan di ajang International Texworld di Paris pada 17-20 September lalu.
Dalam CWFW kemarin, rancangan mereka ikut menghiasi runway. Meski masih berstatus mahasiswa, karya mereka tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, sebelum mendesain, mereka harus tahu sasaran pasar dan memahami kemauan PT Gistex sebagai klien, tapi tetap dengan ciri khas masing-masing. "Desain yang dipilih memang yang ready-to-wear. Bukan yang aneh-aneh," ujar Agnes Olivia, dosen FDB, ketika ditemui Minggu malam (23/9).
Karya Devina Gunawan yang berjudul Sensibility menonjolkan sisi maskulin dan feminin seorang perempuan. "Saya yakin perempuan punya dua sisi yang berbeda. Maskulin dan feminin," papar perempuan 20 tahun tersebut. Sisi maskulin diwujudkan dengan cutting yang tidak membentuk tubuh. Alias longgar. Pita yang menyerupai sabuk pada baju kimono Jepang merupakan penggambaran sisi feminin.
Berbeda halnya dengan karya milik Lolytha yang benar-benar feminin. Dia menamainya Lepidoptera. Outfit yang mengombinasikan warna merah bata dan cokelat itu berciri khas motif kupu-kupu di bagian tertentu yang dimunculkan dengan teknik laser cut. Perempuan asal Balikpapan itu sempat mengalami kendala. "Polanya harus dipecah. Soalnya, pas di-scan, nggak cukup. Di Surabaya paling besar masih A2. Sedangkan pola baju memang besar," ungkapnya.
Sementara itu, karya milik Jessica menyuguhkan gaya sporty berwarna hitam dengan sentuhan garis putih. Koleksinya itu diberi nama Bulging Stripes. Perempuan kelahiran 3 September 1998 tersebut mengaku terinspirasi dari pattern kimono dan street style Jepang. "Di sini, yang menjadi titik perhatian adalah bagian garisnya dengan model sabuk yang bisa dilepas dan dikaitkan," jelasnya. Selain itu, pola yang dipakai untuk membuat lengan persis baju kimono yang tidak ada jahitan pada lengan.
Tiga desain tersebut lantas dipilih lagi untuk kelas mass production. Pemenangnya adalah karya Jessica. "Tujuan lomba adalah memilih desain yang bisa diwujudkan untuk diproduksi masal dan bisa memenuhi pasar global," jelas Anto Agus Tantra Asi Guna dari pihak PT Gistex saat ditemui di Ciputra World Surabaya Minggu malam (23/9). (ama/c6/any)
Koleksi mereka awalnya hanya untuk tugas akhir Real Client Project pada awal tahun ini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi