Dark Academia
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Sulardi, seorang intelektual yang sangat berintegritas itu, meninggal dunia 2020, kemungkinan karena jantung dan tekanan psikis.
Sulardi malu kepada kolega dan keluarga karena sering ditanya kapan menjadi profesor. Sulardi mengatakan, ia sudah menjadi dosen perguruan tinggi selama 30 tahun lebih dan sudah menghasilkan ratusan karya ilmiah. Tidak ada pekerjaan lain yang dilakukan Sulardi kecuali mengajar, meneliti, dan menulis.
Satu-satunya kegiatan santai yang dinikmati Sulardi adalah bermain tenis bersama teman-teman dosennya.
Sulardi termasuk intelektual yang sangat produktif. Hasil risetnya tayang di berbagai jurnal nasional dan internasional. Ia sudah menulis beberapa buku ilmiah dan populer. Artikelnya bertebaran di berbagai media massa.
Artikelnya berjudul ‘’Profesor Substansial’’ di Harian Kompas merupakan salah satu protes kerasnya terhadap fenomena maraknya pemberian gelar guru besar kepada pejabat dan politisi.
Protes Sulardi mewakili suara hati para akademisi negeri. Saiful Mahdi, seorang dosen di Unsyiah Aceh, malah dihukum tiga bulan gegara mengkritik kondisi di fakultasnya. Unggahannya di medsos dianggap mencemarkan nama baik universitasnya sendiri.
Hakim memakai Undang-Undang ITE untuk menjerat sang dosen. Para akademisi memprotes hukuman ini.
Presiden Jokowi kemudian mengeluarkan amnesti untuk mengampuni sang dosen. Tindakan Jokowi ini mendapat tepuk tangan orang banyak, meskipun tindakan itu mungkin tidak lebih dari ritual pencitraan.
Beberapa dosen membentuk konsorsium menolak obral gelar kepada Maruf Amin dan Erick Thohir.
- Akademisi Nilai Daftar Tokoh Terkorup OCCRP Tidak Jelas Ukurannya
- Akademisi Tegaskan Tuduhan OCCRP terhadap Jokowi Perlu Dibuktikan dengan Data Akurat
- Tokoh Masyarakat Hingga Akademisi Sebut Arinal Membawa Perubahan di Lampung
- Agung Wicaksono Tawarkan 3 Pilar Utama untuk Wujudkan Visi 'ITB 2030'
- Akademisi Ini Sebut Tak Ada Intervensi Presiden di Pilkada 2024
- Gelar Pertemuan Tahunan di Bandung, Perbani: Bahas Inovasi Terkini