Darmin Tak Mau Ada Gerakan Cinta Rupiah
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tidak mau ada semacam gerakan cinta rupiah dalam merespons anjloknya kurs rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (USD).
“Jangan lah, nanti dibilang sudah gawat," kata Darmin menjawab jurnalis usai mengkuti rapat internal dengan Presiden Joko Widodo, menyikapi situasi terkini perekonomian nasional, di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/9).
Diketahui dalam dua hari terakhir pelemahan rupiah terhadap USD berkisar Rp 200 rupiah. Saat ditanya apakah hal ini turut dipicu langkah Bank Indonesia (BI) melepas rupiah secara gradual, Darmin mengaku masih mencari alasannya.
"Makanya saya bilang ada hal yang kemudian mendorong agak lebih banyak pelemahannya, yang kami sendiri (melihat) ini enggak masuk akal. Mesti ada sesuatu yang apa, kita cari (dasarnya). (Krisis) Argentina ini semua negara kena, tapi kita tidak lebih buruk dari negara maju," jelas Darmin.
Pada kesempatan ini, Darmin juga meminta pelemahan rupiah yang terjadi sekarang jangan dibandingkan dengan situasi ketika krisis moneter pada 1998. Sebab, ketika itu kurs rupiah berangkat dari Rp 2.800 ke Rp 14.000. Sementara sekarang dari Rp 13 ribu ke Rp 14 ribuan/USD.
Darmin meyakini berbagai kebijakan yang sekarang ditempuh pemerintah masih efektif. Apalagi fundamental ekonomi nasional dalam kondisi baik. Meskipun diakuinya ada kelemahan karena terjadi defisit transaksi berjalan.(fat/jpnn)
Darmin Nasution tidak mau ada semacam gerakan cinta rupiah dalam merespons anjloknya kurs rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (USD).
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Ramalan Bank Indonesia Bikin Peluang Rupiah Melaju ke Level Rp 15.500
- Fundamental Ekonomi Menguat, Kurs Rupiah akan Membaik
- Rupiah Menguat, Biaya Produksi Bisa Menurun