Darmono Tak Boleh Teken Deponeering
Selasa, 23 November 2010 – 19:23 WIB
JAKARTA- Pelaksana Tugas (Plt) Jaksa Agung Darmono dipastikan tidak akan menandatangani berkas deponeering Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto-Chandra Martha Hamzah. Sesuai ketentuan Pasal 35 c UU 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan, surat pengeyampingan perkara demi kepentingan umum tersebut hanya dapat ditandatangani oleh Jaksa Agung definitif. Selain MA dan MK, Darmono juga meminta pendapat pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mabes Polri, dan DPR RI. Ketiganya, tambah Babul, sampai saat ini belum memberikan jawaban. Seperti diketahui, sesuai UU Kejaksaan, permintaan pendapat yang diajukan Kejagung kepada kelima lembaga tersebut tak mengikat.
Penegasan tersebut dikemukakan Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Babul Khoir di Jakarta, Selasa (23/11), menanggapi telah adanya jawaban dari Mahkamah Agung (MA) terkait permintaan pendapat hukum rencana deponeering yang diajukan Kejagung. "Harapan kita secepatnya ada Jaksa Agung definitf, sebab dia yang berhak menandatangani surat deponeering," ucap Babul.
MA lewat ketuanya Harifin Tumpa, Selasa hari ini, menyetujui langkah kejaksaan. Menurut Harifin, deponeering adalah hak dari Kejagung jika tak ada lagi upaya hukum yang bisa ditempuh. Sebelumnya, sekitar 3 pekan lalu, Kejagung juga telah menerima jawaban dari Mahkamah Konstitusi (MK). Bedanya, Ketua MK Mahfud MD menyatakan dirinya tak bisa berpendapat karena deponeering bukanlah lingkup kerjanya. Walau begitu, MK mendukung sepenuhnya langkah Kejagung selama bertujuan untuk penegakan hukum.
Baca Juga:
JAKARTA- Pelaksana Tugas (Plt) Jaksa Agung Darmono dipastikan tidak akan menandatangani berkas deponeering Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto-Chandra
BERITA TERKAIT
- Honorer Sowan ke Istana, Ada Jalan Terang untuk R2 & TMS PPPK Tahap 1
- Menko AHY: Tol Semarang-Demak Pakai 7,3 Juta Bambu untuk Mengatasi Kemacetan & Rob
- Guntur PDIP Heran KPK Ingkari Janjinya Sendiri, Padahal Warga Banyak Laporkan Jokowi
- Kepala Disnakertrans Sumsel Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Izin K3
- Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Pimpinan MPR: Tetap Waspada
- Pemkot Bandung Larang Aktivitas Cari Koin di Taman, Ini Alasannya