Darwis Triadi Nilai Langsung Desain Alas Kaki

jpnn.com, SIDOARJO - Karya desain, fotografi, dan videografi dari 390 anak muda dipamerkan di Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), kompleks pasar wisata Desa Kedensari, Tanggulangin. Mereka adalah peserta lomba Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC).

Khusus desain alas kaki, banyak karya yang menarik. Ada sepatu yang terbuat dari kertas semen. Ada juga yang mengambil model rumah gadang. Kemarin (31/7) sebanyak 688 karya alas kaki kategori desain, fotografi, dan videografi dinilai tim juri. Mikhael Romeo, salah seorang juri desain produk, mengatakan, pihaknya bekerja keras untuk menyeleksi karya tersebut. ''Di antara 400 karya kategori desain, harus dipilih 31 saja untuk dijadikan prototipe sebagai finalis," katanya.

Juri dari Footwear Forum tersebut menjelaskan, kualifikasi penilaian berdasar kesesuaian tema, ide, dan kategorinya. Untuk tahun ini, panitia menetapkan tema urban timeless. ''Ada satu desain sepatu yang bagus. Mengambil unsur tradisional, tapi agak memaksakan dibilang modern," ucapnya.

Penilaian kategori fotografi juga tak kalah sulit. Darwis Triadi, salah seorang juri, menyatakan, para fotografer saat ini cenderung melihat sesuatu dari viralnya. Padahal, semua yang viral tidak berarti bagus. Seharusnya fotografer memiliki gaya estetikanya sendiri. ''Harus melahirkan konsep foto yang orisinal," katanya.

Kepala BPIPI Heru Budi Santoso mengatakan, IFCC menjadi peluang dan potensi jangka panjang bagi generasi muda. Adanya ruang kreatif tersebut bisa menumbuhkan tenant lokal baru alas kaki. ''Hasil karya mereka yang terpilih akan ditawarkan ke industri yang tertarik. Kemudian diproduksi," ujarnya. (oby/c7/ai)