Dasamuka Jawa
Inggris, ketika masih menjajah Jawa, memang menginginkan Diponegoro yang tampil menjadi raja Jawa. Agar bisa menyejahterakan rakyat Jawa. Namun, Inggris kalah perang. Belanda kembali berkuasa di Jawa.
William yang datang ke Jawa saat Inggris masih berkuasa mencoba tetap bertahan di Jawa di bawah pemerintahan Belanda. William melihat betapa penguasa baru Belanda itu menyengsarakan rakyat.
William melihat betapa rakyat tidak puas pada Belanda. William memang sering ke pesantren Bagelen untuk mengetahui dinamika kaum Islam zaman itu.
Padahal di zaman Inggris berkuasa, hukuman yang menyengsarakan rakyat dihapus. Termasuk adat bronjong itu. Kebun Raya Bogor dibangun. Dengan banyak tanaman dikirim dari Jogja. Tidak banyak pajak dikenakan.
Dari novel ini saya baru menyadari: masa hamil tua sebelum perang Diponegoro pecah ternyata begitu rumitnya. Ada masalah takhta. Ada masalah wanita. Ada masalah harta. Ada masalah agama. Ada masalah premanisme. Ada masalah nasionalisme. Campur aduk.
Semua diramu ke dalam novel Dasamuka yang mengalahkan pertandingan sepak bola Eropa sekali pun.
Tentu Dasamuka adalah sebuah novel. Bukan buku sejarah.
Namun, bahwa sastrawan Junaedi Setiyono memilih setting waktu ''hamil tuanya'' Perang Diponegoro sungguh pekerjaan yang besar.