Data KLHK Klaim Luas Karhutla 2019 Turun 87,41 Persen Dibanding 2015
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendata jumlah luas lahan yang terbakar selama tahun 2019 jauh menurun ketimbang yang terjadi selama 2015.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Purwadi Soeprihanto mengatakan, ketika 2015, luas lahan yang terbakar mencapai 2.611.411 hektare.
“Kemudian di 2016 seluas 438.363 hektare, 2017 165.484 hektare, dan 2018 510.564 hektare. Sedangkan tahun ini turun hingga 328.724 hektare,” ujar Purwadi kepada wartawan di Jakarta, Senin (14/10).
Artinya, kata Purwadi, apabila dibanding dengan 2015, karhutla pada 2019 menurun 87,41 persen.
Kemudian, dari 328.724 hektare terbakar pada 2019, terdiri dari 239.161 hektare atau sekitar 72,8 persen berada di lahan kering. Sedangkan sisanya 89.563 hektare atau 27,2 persen berada di lahan gambut.
“Itu berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sampai dengan September 2019,” sambung Purwadi.
Selain itu, luas karhutla Indonesia tahun ini juga lebih kecil dibandingkan karhutla yang terjadi di dunia. Pada tahun ini, karhutla juga terjadi di Amerika Selatan seperti Brasil dan Bolivia terutama di hutan tropis Amazon, Kanada dan Rusia.
Berdasarkan data, luas karhutla di Rusia mencapai 10 juta hektare, Brazil 4,5 juta hektare, Bolivia 1,8 juta hektare, Canada 1.828.352 hektare, Amerika Serikat 1.737.163 hektare, dan Australia 808.511 spot.
Dari 328.724 hektare terbakar pada 2019, terdiri dari 239.161 hektare atau sekitar 72,8 persen berada di lahan kering. Sedangkan sisanya 89.563 hektare atau 27,2 persen berada di lahan gambut.
- KLHK Optimalkan Upaya Pengendalian Karhutla
- 6 Helikopter Dikerahkan untuk Pemadaman Karhutla di OKI dan OKU Timur
- BNPB Inisiasi Operasi Modifikasi Cuaca di NTB Antisipasi Kekeringan & Karhutla
- Luas Lahan yang Terbakar di Sungai Rotan Muara Enim Mencapai 53 Hektare
- Warga Kulon Progo Diimbau Tak Bakar Sampah Untuk Cegah Kebakaran
- BMKG Infokan Potensi Karhutla di Kaltim, Irwan Fecho: Jika Perlu Lakukan Modifikasi Cuaca