Data Mengejutkan tentang Perokok di Indonesia, Sungguh Mengkhawatirkan

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara dengan jumlah perokok paling tinggi. Prevalensinya mencapai 33,8 persen atau sekitar 65,7 juta penduduk Indonesia adalah perokok.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam diskusi Pemanfaatan Pajak Rokok Daerah (PRD) dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), Kamis (29/4).
“Indonesia sebagai peringkat ketiga perokok terbesar, dengan perokok di atas usia 10 tahun," kata Dante.
Alumnus Universitas Indonesia itu juga mengungkapkan data jumlah perokok anak usia 10 hingga 18 tahun pada 2018 mengalami peningkatan sebesar 9,1 persen.
Menurutnya, hal ini bisa mengurangi kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan.
Dia memperkirakan di masa yang akan datang, SDM di usia produktif akan banyak yang mengalami penurunan kualitas hidup karena sakit jantung, stroke, kanker, ginjal, hingga infeksi paru akibat rokok.
“Data BPJS Kesehatan di tahun 2019 menunjukkan jumlah kasus tidak menular akibat konsumsi tembakau seperti jantung, stroke, kanker adalah 17,5 juta kasus dengan biaya lebih dari Rp16,3 triliun,” ungkap dokter berusia 48 tahun itu. (mcr9/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara dengan jumlah perokok paling tinggi dan ini datanya.
Redaktur : Natalia
Reporter : Dea Hardianingsih
- Dinkes Jabar Sebut Program Cek Kesehatan Gratis Sepi Peminat
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- Edukasi Penggunaan Produk Tembakau Alternatif Penting Dilakukan
- Eks Direktur WHO Sebut 3 Faktor Penghambat Turunnya Prevalensi Merokok di Indonesia
- Kemenkes Hentikan Kegiatan PPDS Anestesi di RS Hasan Sadikin
- Komisi IX Bakal Panggil Kemenkes dan Dekan Kedokteran UNPAD Buntut PPDS Pemerkosa Pendamping Pasien