Data Pemerintah Naikan BBM Tidak Realistis

Data Pemerintah Naikan BBM Tidak Realistis
Data Pemerintah Naikan BBM Tidak Realistis
Yang lebih mengherankan, kata Sadar, APBN 2012 ini baru berjalan 2 bulan dan pemerintah mengajukan rencana APBN-P karena asumsi awal harga ICP 90 dollar AS/barel dan diperkirakan realisasi harga ICP mencapai 105 dollar AS/barel.

Asumsi awal lifting 950 ribu barel/hari dan diperkirakan hanya mencapai 930 ribu barel/hari. Sudah tentu akan terjadi penambahan beban subsidi. "Pengalaman APBN 2012, BBM bersubdisi tak perlu naik," jelas dia.

Karena itu, dia meminta pemerintah menghitung dengan skenario ICP 105 dollar AS/barel, lifting 930, subsidi listrik maksimal 90 trilliun rupiah, harga BBM bersubsidi tetap 4.500 rupiah /liter, " SAL 2011 sebesar 30 triliun rupiah digunakan semua, dan belanja lainnya tetap,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia meminta pemerintah jujur dalam menyampaikan data. "Kami minta pemerintah jujur kepada rakyat. Apa alasan sebenarnya dari kengototan pemerintah untuk menaikan harga BBM tersebut. Karena waktu dan sejarah akan mencatat serta membuktikannya," tegas politisi Partai Gerindra itu.

JAKARTA--Alasan pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi demi menyelamatkan APBN agar tidak jebol ternyata tidak realistis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News