Data Penerima Beasiswa tak Akurat
Kamis, 15 September 2011 – 23:48 WIB
Raihan juga mengatakan, kriteria siswa miskin versi BPS pun dinilai sangat tidak sesuai dengan kondisi ekonomi sekarang. Misalnya, bahan bakar yang digunakan untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah. Padahal, kini sebagian besar masyarakat menggunakan bahan bakar gas. Harga minyak tanah pun lebih mahal daripada harga gas.
Baca Juga:
“Syarat rumah tidak menggunakan penerangan listrik pun mengada-ada. Padahal listrik kini menjadi kebutuhan vital bagi sebagian besar masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Kriteria lain yang juga tidak masuk akal adalah penghasilan kepala rumah tangga sebesar Rp 600 ribu per bulan. Untuk sebuah keluarga dengan dua anak, jumlah di atas tersebut pun tidak cukup,” jelasnya.
Dengan begitu, maka ketidakakuratan data dan kriteria yang tidak sesuai dengan kondisi ekonomi sekarang ini dikhawatirkan bisa menghambat sasaran yang ditargetkan oleh Pemerintah, yaitu menurunkan angka putus sekolah dan meningkatkan angka melanjutkan sekolah, yang menjadi salah satu prioritas program kerja pemerintah di tahun 2012 ini.
“Padahal, angka putus sekolah dan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya masih tinggi, yaitu sekitar 1 juta siswa putus sekolah dan 2,3 juta siswa yang tak mampu melanjutkan sekolahnya,” tukasnya. (cha/jpnn)
JAKARTA—Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) diminta untuk mengkaji ulang mengenai rencana alokasi dana sebesar Rp 3,7 triliun untuk
BERITA TERKAIT
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut