Data Utang Pemerintah Bikin Sentimen Negatif, Kurs Rupiah Loyo
Hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) 2020 menunjukkan rasio debt service terhadap penerimaan telah mencapai 46,77 persen.
"Ini melampaui rekomendasi IMF sebesar 25-35 persen dan rasio pembayaran bunga terhadap penerimaan telah mencapai 19,06 persen, melampaui rekomendasi IDR sebesar 7-10 persen," ujar Ibrahim.
Ibrahim memprediksi untuk perdagangan besok, rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif.
"Namun ditutup melemah di rentang Rp 14.435 - Rp 14.470 per USD," tegas Ibrahim.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan pelemahan dipicu kekhawatiran perubahan kebijakan bank sentral AS The Fed.
"Dari eksternal, pasar masih mengkhawatirkan soal potensi perubahan kebijakan moneter AS ke arah yang lebih ketat," kata dia seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Senin (28/6).
Menurutnya, pada Jumat (25/6) malam kemarin, data Core PCE Index yang merupakan salah satu indikator inflasi AS secara tahunan pada Mei, menunjukkan kenaikan 3,4 persen.
Angka tersebut di atas target inflasi The Fed sebesar dua persen.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap USD yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen.
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Rupiah Melemah Lagi, Misbakhun: Tidak Ada Hubungannya dengan Penggeledahan KPK di Kantor BI
- Gandeng ASDP, BI Perkuat Distribusi Rupiah sampai ke Pelosok Negeri
- Investor Ketar-Ketir soal Perang Dagang, Rupiah Hari Ini Ditutup Ambruk 58 Poin
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin