Database Kontroversial India: Atur Bansos Hingga Penerbitan Paspor
"Jerat ini terhubung ke database pusat yang dirancang untuk melacak transaksi di seluruh kehidupan warga negara.”
"Catatan ini akan memungkinkan negara untuk memprofilkan warga, melacak gerakan mereka, menilai kebiasaan mereka dan diam-diam memengaruhi perilaku mereka."
Para pengkritik mengatakan Aadhaar bisa digunakan dari waktu ke waktu untuk memprofil seseorang dan memengaruhi perilaku politik.
Para pengacara berpendapat bahwa jika profil seseorang dalam database dinonaktifkan atau dicabut, ia dapat segera kehilangan layanan dasar seperti nomor telepon, rekening bank, pendidikan atau makanan.
Ada juga kekhawatiran bahwa sistem ini sangat rentan terhadap pelanggaran keamanan.
Awal tahun ini, surat kabar India mampu membeli akses ke data pribadi salah satu dari satu miliar orang dalam system itu dengan membayar peretas sekitar $ 10 (atau setara Rp 100 ribu).
Alih-alih menyelidiki pelanggaran tersebut, Pemerintah India awalnya menanggapi dengan mengajukan tuntutan pidana terhadap surat kabar itu.
Photo: Seorang perempuan menunggu gilirannya untuk mendaftar di Aadhar. (Reuters: Saumya Khandelwal)
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?