Database Kontroversial India: Atur Bansos Hingga Penerbitan Paspor

"Jerat ini terhubung ke database pusat yang dirancang untuk melacak transaksi di seluruh kehidupan warga negara.”
"Catatan ini akan memungkinkan negara untuk memprofilkan warga, melacak gerakan mereka, menilai kebiasaan mereka dan diam-diam memengaruhi perilaku mereka."
Para pengkritik mengatakan Aadhaar bisa digunakan dari waktu ke waktu untuk memprofil seseorang dan memengaruhi perilaku politik.
Para pengacara berpendapat bahwa jika profil seseorang dalam database dinonaktifkan atau dicabut, ia dapat segera kehilangan layanan dasar seperti nomor telepon, rekening bank, pendidikan atau makanan.
Ada juga kekhawatiran bahwa sistem ini sangat rentan terhadap pelanggaran keamanan.
Awal tahun ini, surat kabar India mampu membeli akses ke data pribadi salah satu dari satu miliar orang dalam system itu dengan membayar peretas sekitar $ 10 (atau setara Rp 100 ribu).
Alih-alih menyelidiki pelanggaran tersebut, Pemerintah India awalnya menanggapi dengan mengajukan tuntutan pidana terhadap surat kabar itu.

- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya