Datang Tidak Terduga, Pergi Entah ke Mana
Kamis, 06 Agustus 2009 – 07:31 WIB
Menurut Timur, sulit dipahami bagaimana cara Mbah Surip berkenalan lalu cepat akrab dengan orang lain. "Yang saya tahu, hanya mendatangi orang lain lalu bilang, "Apa kabar" I love you full," begitu," ujarnya.
Pada awal 1990-an, saat Doyok berada di puncak karir sebagai pemain film, pelawak, dan penyanyi, Mbah Surip juga akrab. Bahkan, dia dijadikan asisten oleh pelawak bernama asli Sudarmadji itu.Menurut Doyok, Mbah Surip adalah sosok yang sangat sulit untuk marah. Pikirannya sangat positif. "Dulu itu setiap syuting klip video, dia ikut. Minta maaf, di saat saya lagi booming (benar-benar populer, Red) dulu, dia sering melayani saya untuk diminta buatkan kopi. Dia juga selalu nungguin saya kalau rekaman di Muara Karang," ingat Doyok.
Bukti bahwa Mbah Surip jarang marah, kata Doyok, saat diajak ke Medan pada sekitar 1993. "Saya sembunyikan sepatunya. Akhirnya dia pulang ke Jakarta nyeker (tanpa alas kaki, Red). Pas di Jakarta, baru saya kasih. Dia hanya tertawa," curhatnya.Doyok kali terakhir bertemu Mbah Surip di Planet Hollywood, Jakarta, saat menghadiri acara Surabaya Society (SC) pekan lalu. "Kita papasan. Dia mau pulang, saya baru datang. Pas saya peluk, baunya wangi. Padahal, 15 tahun lalu baunya masih lebus. Terus, saya tanya sepatunya, dia tertawa," ujar Doyok terharu.
Begitulah, kata Mamiek, rumah sejati Mbah Surip adalah berputar terus. Menjaga hubungan baik dengan semua teman dari berbagai kalangan dengan gaya dan sikap yang sederhana membuat Mbah Surip tampak selalu sehat dan berjiwa muda. Jenazah Mbah Surip saat ini sudah dimakamkan di halaman belakang Bengkel Teater W.S. Rendra, Pancoran Mas, Depok, di bawah pohon jengkol di samping makam Arie Mogot, seniman asal Surabaya.
Meski kehidupan Mbah Surip lebih banyak menggelandang dan jauh dari kesan mapan, dia sangat perhatian kepada anak-anaknya. Inilah kesaksian
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408