Datang Tidak Terduga, Pergi Entah ke Mana
Kamis, 06 Agustus 2009 – 07:31 WIB
Datang Tidak Terduga, Pergi Entah ke Mana
Proses pemakaman Mbah Surip sendiri berlangsung cukup lama, sekitar satu setengah jam. Orang yang mencangkul lubang kuburan pun bergiliran. "Ayo, yang masih seger, gantian," ujar salah seorang anggota Bengkel Teater yang ikut menguburkan Mbah Surip.
Bahkan, sejumlah simpatisan dan komunitas rasta yang mengantarkan Mbah Surip ikut bergantian memakamkannya. Penguburan itu disaksikan anggota keluarga. Mereka kompak merapat di sisi selatan makam. Mata mereka sembab dan tak henti-hentinya membasuh air mata yang meluruh di pipi. (kum)
Meski kehidupan Mbah Surip lebih banyak menggelandang dan jauh dari kesan mapan, dia sangat perhatian kepada anak-anaknya. Inilah kesaksian
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu