Datang Tidak Terduga, Pergi Entah ke Mana

Datang Tidak Terduga, Pergi Entah ke Mana
Datang Tidak Terduga, Pergi Entah ke Mana
Proses pemakaman Mbah Surip sendiri berlangsung cukup lama, sekitar satu setengah jam. Orang yang mencangkul lubang kuburan pun bergiliran. "Ayo, yang masih seger, gantian," ujar salah seorang anggota Bengkel Teater yang ikut menguburkan Mbah Surip.

Bahkan, sejumlah simpatisan dan komunitas rasta yang mengantarkan Mbah Surip ikut bergantian memakamkannya. Penguburan itu disaksikan anggota keluarga. Mereka kompak merapat di sisi selatan makam. Mata mereka sembab dan tak henti-hentinya membasuh air mata yang meluruh di pipi. (kum)

  Meski kehidupan Mbah Surip lebih banyak menggelandang dan jauh dari kesan mapan, dia sangat perhatian kepada anak-anaknya. Inilah kesaksian


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News