Datangi PKS, Mbak Ita Singgung soal Lawan Kotak Kosong di Pilwakot Semarang
jpnn.com, SEMARANG - Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) melakukan penjajakan politik dengan DPD PKS Kota Semarang menjelang pemilihan wali kota dan wakil wali kota (pilwakot) setempat.
Mbak Ita ingin Pilwakot Semarang 2024 bisa berlangsung seperti empat tahun lalu saat dirinya mendampingi Hendrar Prihadi alias Hendi melawan kotak kosong.
"Semuanya bisa menjadi satu, itu harapan saya. Penginnya begitu (lawan kotak kosong, red), kalau berkaca tahun sebelumnya seperti itu," ujarnya di Kantor DPD PKS Kota Semarang, Rabu (29/5).
Kedatangan petahana wali kota Semarang ke markas PKS setempat merupakan bentuk penghormatan undangan penjajakan politik soal dirinya maju dalam Pilwakot Semarang.
Menurutnya PKS merupakan satu di antara partai yang memberikan respons positif. "Semuanya partai yang akan memutuskan, tetapi yang namanya undangan kami harus datang. Kemudian menjadi program apa kami juga sampaikan," ujarnya.
Kedatangannya pun atas seizin Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Bambang Wuryanto, dan Sekjen PDIP Hasto Kristianto.
Sementara itu, Ketua DPD PKS Kota Semarang Suharsono menyebut Mbak Ita masuk dalam kriteria partainya dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada, November mendatang.
"Responsif, berpengalaman, dan berpotensi terpilih," kata Suharsono memuji sosok Mbak Ita seusai penjajakan politik di Kantor DPD PKS Kota Semarang, kemarin.
Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) menginginkan kembali lawan kotak kosong dalam Pilwakot Semarang. Itu disampaikan di kantor PKS.
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri
- Ceng Mujib Ajak Masyarakat Menciptakan Pilkada Aman dan Damai
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Isrullah-Usman Merangkul Semua Golongan, Layak Dijadikan Contoh Dalam Berpolitik
- Survei LSI: Jelang Pilwalkot Pontianak, Petahana Kokoh di Angka 72,7 Persen
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi