Datuk ITB

Oleh: Dahlan Iskan

Datuk ITB
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Saya bertemu Datuk Low Tuck Kwong lagi. Kemarin. Kali ini di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta –di ruang tunggu khusus untuk naik pesawat pribadi.

Anda masih ingat: saya pernah bertemu Datuk di kebun binatang miliknya di pedalaman Kaltim, dekat tambang batu baranya: PT Bayan.

Datuk ITBProf Ridho Kresna Wattimena menjelaskan fasilitas di Lantai Purnomo Yusgiantoro kepada Datuk Low Tuck Kwong dan Dahlan Iskan.--

Baca Juga:

Pertemuan itu saya tulis di Disway beberapa seri yang lantas dibukukan dengan judul Durian Low.

"Ini dia Durian Low," ujar Ferry Humato sambil mengeluarkan buku tersebut dari dalam tasnya.

Ferry adalah asisten Datuk yang kemarin menemani kami ke Bandung. Satu lagi yang juga ikut terbang dengan pesawat Gulfstream itu: Alexander Ery Wibowo, direktur PT Bayan.

"Tidak capek?" sapa Datuk di ruang tunggu. Datuk tahu saya baru beberapa jam lalu mendarat dari Amerika. Kini ikut ke Bandung: menyaksikan peresmian gedung laboratorium (Labtek) ke-XVII di ITB.

Itulah gedung sumbangan dari Datuk. Empat lantai. Di lokasi yang dulunya bangunan semi permanen.

Purnomo Yusgiantoro yang memperjuangkan bantuan itu: Rp 100 miliar. Separo untuk membangun gedung. Setengahnya lagi untuk dana abadi beasiswa ITB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News