Datuk ITB
Oleh: Dahlan Iskan
Ketika makan malam, saya duduk di sebelah kiri Datuk. Purnomo di sebelah kanannya. Banyak guru besar dan doktor perminyakan ikut hadir.
Ada generasi doktor lulusan Amerika. Ada generasi doktor lulusan Prancis. Doktor-doktor yang lebih muda sudah bercampur lulus dari banyak negara.
Di makan malam ini saya baru tahu: Bayan, sebagai perusahaan, punya dana CSR sendiri. Datuk sebagai pribadi punya dana sosial sendiri.
Beasiswa seperti di ITB itu diberikan juga untuk 12 universitas lainnya seperti UI, UGM, dan Undip.
Juga untuk tiga universitas di Kaltim –Universitas Mulawarman di Samarinda, Unikarta di Kutai, dan Uniba di Balikpapan.
Dari peresmian saya ingin mampir ke galeri Nyoman Nuarta. Jalan ke sana macet total. Saya balik arah ke stasiun kereta Bandung. Waktu mepet. Tidak boleh ketinggalan kereta ke Surabaya.(*)
Purnomo Yusgiantoro yang memperjuangkan bantuan itu: Rp 100 miliar. Separo untuk membangun gedung. Setengahnya lagi untuk dana abadi beasiswa ITB.
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi