Daud ''Cino'' Jordan, Sang Pendobrak Keangkeran AS

Pemegang Sabuk Juara Kelas Bulu WBO Aspac Youth

Daud ''Cino'' Jordan, Sang Pendobrak Keangkeran AS
Daud ''Cino'' Jordan, Sang Pendobrak Keangkeran AS

Petinju asal Desa Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalbar, tersebut tercatat sebagai petinju pertama Indonesia yang mampu menorehkan sejarah di Amerika Serikat, negeri yang diakui sebagai kiblatnya tinju pro dunia. Dia menang angka mayoritas (majority decesion) atas Jose Antonio Meza (Meksiko) dalam pertarungan nongelar delapan ronde di MGM Grand Las Vegas pada 13 September lalu.

Kemenangan tersebut tidak hanya membuka peluang bagi dia meraih gelar juara dunia. Namun, lewat kepalan Cino, nama Indonesia pun ikut dikenal masyarakat di sana. Sebelumnya, ada tiga petinju yang mencoba keberuntungan di Amerika Serikat.

Mereka adalah Ellyas Pical, Andrian Kaspari, dan Anis Roga. Semuanya bertanding dalam perebutan gelar dunia versi IBF dan kalah. Elly, juara dunia kelas bantam junior versi IBF, harus kehilangan gelar ketika kalah angka atas Juan Polo Perez di Roanoke, Virginia, pada 1989. Berikutnya, Andrian kalah TKO ronde ke-3 dari Tim Austin di Las Vegas (1998). Sedangkan Anis kalah pada KO ronde ke-4 dari Mauricio Pastrama di Florida (1998).

Harapan Cino memburu gelar juara dunia terbuka lebar. Apalagi, sekarang namanya sudah tercantum dalam daftar di penantang peringkat ke-3 dunia versi WBO. Posisi tersebut memungkinkan dia dihadapkan dengan juara dunia sesungguhnya dari versi itu, Steven Luevano (AS). Tetapi, Golden Boy Promotion, perusahaan milik mantan juara dunia Oscar De La Hoya, yang mengikat kontrak Cino untuk pertarungan selama lima tahun ke depan tak ingin buru-buru menempuh jalur itu. �

Indonesia punya jagoan tinju profesional baru di Indonesia. Usianya masih muda, 21, tapi sudah mampu mengukir rekor di Amerika Serikat. Dunia tinju

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News