David Donaldson, Delapan Tahun Berjuang Membebaskan Anak
Kasus Simon Jadi Isu Nasional di New Zealand
Jumat, 04 Mei 2012 – 00:04 WIB

David Donaldson saat ditemui di rumahnya, menunjukkan foto Simon Donaldson yang dirantai di ranjang. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Simon kini berusia 26 tahun. Lelaki yang didiagnosis menderita epilepsi kompleks dan leucodystrophy itu tinggal bersama ibu kandungnya, Yuhanie, di Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Jawa Timur. Selama ini, keluarga David tidak boleh menjenguk Simon. Meski hanya untuk melihat wajahnya.
"Kami pernah berusaha membawanya ke Jakarta untuk kami periksakan ke dokter. Tapi, Yuhanie selalu melarang," tuturnya.
Padahal, pengusaha jasa keamanan pertambangan minyak itu berencana memindahkan Simon ke New Zealand untuk ditangani dokter ahli. Sebab, kata David, selama ini Yuhanie tidak pernah membawa Simon ke dokter. Alasannya, Simon menderita penyakit yang disebabkan ilmu hitam. Yuhanie pun sudah membawa Simon ke sejumlah "orang pintar", namun tak pernah ada hasilnya. Meski begitu, Yuhanie tidak pernah mau menyerahkan Simon kepada David kecuali dia menggantinya dengan sejumlah uang.
Akibatnya, Simon tak pernah mendapat perawatan medis yang tepat. Sehari-hari dia hanya tinggal di kamar sempit di sebuah rumah kontrakan di Tenggilis Mejoyo, Surabaya. Aktivitasnya hanya makan dan minum. Wajahnya juga selalu murung dan muram. Hidupnya tak bergairah karena tak pernah beraktivitas sebagaimana pria seusianya.
Pernikahan warga New Zealand David Donaldson dengan WNI Yuhanie Marisa Latinia berakhir dengan persoalan pelik. Dua di antara lima anak mereka mengalami
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara