David Donaldson, Delapan Tahun Berjuang Membebaskan Anak
Kasus Simon Jadi Isu Nasional di New Zealand
Jumat, 04 Mei 2012 – 00:04 WIB
"Robin saat ini berada di sebuah kamar khusus yang dibangun di rumah kami. Dia bisa beraktivitas di luar seperti orang biasa. Tapi, dia tetap harus menjalani pengobatan rutin di rumah. Ada orang yang secara khusus merawatnya di sana," ungkap David.
Gejala serupa dialami Simon. Dia mengalami disleksia dan sering kejang-kejang seperti epilepsi. Dokter mendiagnosis Simon menderita epilepsi kompleks dan leucodystrophy, semacam kelainan gen yang menyerang sel putih otak. Kelainan tersebut memengaruhi saraf motorik dan pertumbuhan fisik penderita. Karena itulah, Simon dan Robin terkadang sulit berjalan.
Yang membuat David makin sedih, penyakit yang diderita Simon tidak seperti jenis leucodystrophy yang dikenal dunia kedokteran. "Gejalanya sedikit dari pola yang ini dan sedikit dari yang itu, tapi tak pernah benar-benar mengikuti tipe penyakit tersebut. Ini benar-benar langka," ujarnya.
Dokter menyatakan, kelainan tersebut dibawa gen orang tuanya. Ada gen dari David dan Yuhanie yang bertolak belakang. Kelainan tersebut biasanya dialami pada anak laki-laki. Penyakit mulai menyerang ketika sang anak memasuki masa pubertas. Karena itulah, anak kedua dan anak keempat David mengalaminya.
Pernikahan warga New Zealand David Donaldson dengan WNI Yuhanie Marisa Latinia berakhir dengan persoalan pelik. Dua di antara lima anak mereka mengalami
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408