David Donaldson, Delapan Tahun Berjuang Membebaskan Anak
Kasus Simon Jadi Isu Nasional di New Zealand
Jumat, 04 Mei 2012 – 00:04 WIB

David Donaldson saat ditemui di rumahnya, menunjukkan foto Simon Donaldson yang dirantai di ranjang. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Setelah mengetahui diagnosis Simon, David berupaya memberikan pengobatan maksimal. Dia bahkan mendatangkan guru khusus untuk penderita disleksia dari New Zealand. Dalam sebulan, Simon yang saat itu memasuki usia sekolah sudah bisa membaca tulisan. Dia juga mulai banyak beraktivitas.
"Dia terlihat bahagia karena bisa membaca. Dia mengetahui apa yang terjadi di sekitar," ungkapnya.
Pada 2003, Yuhanie menghubungi David. Dia menyatakan bahwa Simon sakit karena diguna-guna. Karena itu, dia lalu menawarkan untuk membawa Simon ke "orang pintar" di Surabaya. David semula tak percaya dan menolak ide Yuhanie. Namun, akhirnya dia memperbolehkan Simon dibawa Yuhanie ke Surabaya.
"Saya sebenarnya melarang. Tapi, setelah itu, Simon terus-menerus murung. Dia bilang kepada saya, barangkali dia memang kena ilmu hitam," katanya.
Pernikahan warga New Zealand David Donaldson dengan WNI Yuhanie Marisa Latinia berakhir dengan persoalan pelik. Dua di antara lima anak mereka mengalami
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara