David Gunarni, Pemenang Kompetisi Gaya Hidup The Biggest Loser Asia
Diet Ketat dan Olahraga hingga Tengah Malam, Nyaris Menyerah
Minggu, 21 Maret 2010 – 01:00 WIB
Ketika menjadi finalis TBLA, David harus menjalani karantina berat selama lima bulan. Saat itu bobotnya 157 kilogram atau dua kilogram lebih rendah ketimbang saat audisi. Dia bersama para peserta lain mengisi hari-harinya dengan kegiatan olahraga yang padat.
Rutinitasnya dimulai sejak pukul 05.00 dengan berjalan kaki 9,5 km mengitari kompleks vila karantina di sebuah resor di Malaysia. Rute itu dia tuntaskan dalam waktu dua jam. Setelah itu, David dan kawan-kawan diizinkan istirahat satu jam untuk sarapan pagi.
Selanjutnya, olahraga di gym mulai pukul 08.00 hingga 11.00. Lalu, para finalis pulang ke tempat karantina untuk makan siang dan istirahat hingga pukul 17.00. Kemudian, mereka kembali berolahraga seperti awal. Berjalan kaki sepanjang 9,5 kilometer, lalu berlatih di gym hingga pukul 23.00 atau hampir tengah malam.
Aktivitas dikonsentrasikan kepada olahraga kardio yang fokus pada pembakaran lemak. Misalnya, bersepeda, cross training, dan berjalan. Mereka diharuskan untuk membakar 5.000"6.000 kalori setiap hari.
Ajang kompetisi gaya hidup The Biggest Loser Asia benar-benar mengubah David Gunarni. Berkat kontes itu, bobot atau berat badannya turun drastis.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408