DBD Masih Hantui Warga Tambun Selatan
jpnn.com, TAMBUN SELATAN - Trauma Wabah Demam Berdarah (DBD) masih dirasakan sejumlah masyarakat di wilayah Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi.
Salah seorang warga Desa Tambun, Didit Aryadi (34) mengungkapkan, kasus demam berdarah akibat gigitan nyamuk aedes aegypti sempat terdengar pada 2016.
“Kalau enggak salah, saudara juga sih. Anaknya meninggal akibat DBD, tapi udah lama. Belum kedengaran lagi kalau sekarang- sekarang,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Kasus demam berdarah juga sempat terjadi di desa Jati Mulya dan desa lainnya.
Hal ini, dibenarkan Kasi PMD Kecamatan Tambun Selatan, Dedy Kusnandar. Kata dia, Kasus DBD hampir sempat menerjang semua desa di tahun-tahun sebelumnya.
“Di tahun ini sesuai laporan dari masing-masing Puskesmas, belum terjadi indikasi KLB (kejadian luar biasa) DBD,” tuturnya.
“Padahal di hampir semua desa ada (sempat ada) kasus DBD,” timpalnya.
Katanya, trauma kasus DBD memang masih dirasakan. Maka di setiap Jumat selalu digalakkan program K3 di masing-masing Desa atau Kelurahan.
Kasus wabah demam berdarah atau DBD hampir sempat menerjang semua desa di tahun-tahun sebelumnya.
- Takeda Global Apresiasi Kepemimpinan Indonesia dalam Pencegahan-Penanggulangan DBD
- Cegah DBD Berulang Melalui Gerakan 3M Plus dan Vaksinasi
- Cegah DBD, Ribuan Keluarga Ikut Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk
- Setelah Kena DBD Orang jadi Kebal? Cermati Penjelasan Dokter Spesialis
- Kasus DBD Meningkat, Upaya Preventif Jadi Alternatif
- Tren Penyebaran Kasus DBD di Solo Menurun