Deal Sabrina
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - SESEKALI hidup itu harus hilang untuk sesuatu yang sia-sia.
Itulah yang juga dialami Sabrina Meng. Yang sudah dua tahun ini berada dalam tahanan. Di rumahnyi yang di Vancouver, Kanada.
Baru seminggu terakhir isyarat terang muncul. Penuh harapan. Kementerian Hukum Amerika Serikat punya langkah baru: membuka kemungkinan bagi Meng untuk segera bebas. Asalkan sepakat untuk mengakui melakukan kekeliruan.
Harian Wall Street Journal, New York, yang mula-mula mengungkapkan itu. Lima hari lalu. Sampai kemarin isyarat itu terus bersambut kian positif.
Kekalahan Donald Trump di Pilpres AS 3 November lalu kelihatannya membawa dampak ke mana-mana. Termasuk ke nasib Sabrina Meng, putri pendiri Huawei dari istri pertama itu.
Hanya itu deal yang terungkap. Apakah itu terkait bisnis Trump? Atau akibat desakan Kanada? Apakah juga ada hubungan dengan lobi HSBC? Semua itu masih harus ditunggu.
Jangan-jangan Trump sendiri tidak tahu. Jangan-jangan semua itu sepenuhnya inisiatif Jaksa Agung William Barr –orang kepercayaan Trump di lingkaran utama.
Seminggu terakhir hubungan Barr dengan Trump memang menjadi kurang baik. Yakni ketika minggu lalu Barr menyatakan tidak cukup bukti untuk mengatakan bahwa pilpres yang lalu itu penuh kecurangan.