Debat Capres Harus Jelaskan Berkembangnya Kelompok Antiradikal

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menilai debat keempat Pilpres 2019, Sabtu (30/3) malam menjadi sangat penting di tengah berkembang biaknya kelompok radikal antiideologi Pancasila, eks teroris, dan para preman jalanan.
Debat di Hotel Shangri La, Jakarta, itu mengusung tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional.
BACA JUGA : Nizar Zahro: Prabowo Pasti Ungguli Jokowi pada Debat Keempat
Neta mengatakan kedua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, harus menjelaskan kenapa kelompok radikal yang antiideologi Pancasila bisa terakomodir, bahkan mendapat angin dalam euforia Pilpres 2019.
"Sehingga kelompok radikal itu bebas mengibarkan semangat anti-Bhineka Tunggal Ika," kata Neta, Sabtu (30/3).
Menurut dia, Jokowi dan Prabowo harus menyadari bahwa dalam euforia Pilpres 2019 sudah berkembang biak dan berkamuflase kelompok radikal anti-Pancasila, eks teroris, dan preman jalanan, seolah-olah mereka adalah kekuatan capres tertentu.
Neta menegaskan kelompok ini seolah berperan penting untuk memenangkan capres tersebut.
"Padahal manuver kelompok ini merupakan potensi ancaman keamanan, apalagi kelompok ini makin nekat melakukan aksi door to door," ujarnya.
Kedua capres diharapkan melihat situasi ini dengan jernih dan jangan terprovokasi ulah kelompok-kelompok yang hendak mendegradasi Bhinneka Tunggal Ika
- Hari Kedua Lebaran 2025, Menkop Budi Arie Kunjungi Joko Widodo
- Didit Jadi Penyambung Hubungan Prabowo Subianto dan Megawati
- Keseruan Lebaran Presiden Prabowo Subianto, Belajar Gerakan Velocity dan Beraksi Gaya Silat
- Presiden dan Wapres Salat Id Bersama di Masjid Istiqlal
- Pramono Akan Salat Id di Istiqlal Dampingi Prabowo, Si Doel di Balai Kota
- Prabowo Gelar Griya Lebaran di Istana, Masyarakat Boleh Datang