Debat Tak Kunjung Usai

Debat Tak Kunjung Usai
Debat Tak Kunjung Usai
Jika “Mafia Berkeley” terbukti gagal, mengapa tak dicari solusi baru. Jika kebijakan ekonomi Indonesia hanya menjadi subordinasi dan alat kepentingan internasional yang sesuai dengan garis neoliberal, maka riwayat Freeport di Papua, LNG Arun di Aceh dan Caltex di Riau akan selalu membuahkan kemiskinan rakyat di sekitarnya, seperti juga di sekitar LNG Arun Aceh, dan Caltex Riau.

Pun, kapitalisme tanpa kontrol sudah terbukti ambruk di pusat kapitalisme dunia di AS, mengulangi depresi besar 1929-1930-an. Apakah kita belum kapok? Tiba masanya membangkitkan perekonomian domestik yang tak menolak modal asing, sepanjang kita menjadi pengendalinya, seperti kata Bung Hatta.

Tapi jika harus memberangus tatanan ekonomi yang sudah telanjur, dan kembali ke titik zero, barangkali tidaklah workable. Jalan tengahnya, secara bertahap harus kembali ke social market, suatu mixed economics (ekonomi campuran) antara ekonomi pasar dan sosialisme yang realitistis. Tidak teori doang. Harus senafas antara teori dan praktik. ***
Berita Selanjutnya:
Quo Vadis, Gollkar?

BUKITTINGGI yang sejuk tak kuasa menyetop perdebatan ideology ekonomi pada Kongres ke 17 Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) pada 30 Juli-1 Agustus


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News