Debit Air Waduk Menyusut, Warga Panen Ikan
jpnn.com, MADIUN - Musim kemarau menyebabkan debit air Waduk Dawuhan, Desa Plumpungrejo, Wonoasri, Madiun, Jatim, terus menyusut. Kondisi ini berdampak pada berkurangnya ketersediaan air untuk irigasi lahan pertanian.
Namun, di sisi lain sejumlah warga memperoleh keuntungan. Mereka memanfaatkan lahan dangkal waduk untuk menanam palawija dan mencari ikan.
Saimin, warga setempat, menyebut debit air Waduk Dawuhan menyusut sejak Maret lalu bersamaan datangnya musim kemarau.
Menyusutnya waduk seluas 2,8 hektare untuk irigasi itu membuat lahan di sisi timur jadi terlihat. Permukaan lahan yang semula tertutup air itu berubah menghijau lantaran ditanami palawija.
Terlihat pula sejumlah warga di atas perahu cadik sedang menjaring ikan di tengah waduk. Beberapa ada yang menepi dengan membawa karung besar berisi ikan.
‘’Kalau kondisi normal kedalamannya sekitar sembilan meter, tapi sekarang tinggal empat meteran,’’ kata Saimin, seperti diberitakan Radar Madiun (Jawa Pos Group).
Saimin menjelaskan, ikan-ikan itu sejatinya sudah ada di waduk. Namun, sejumlah warga sengaja menyebar ratusan benih sebagai persiapan dipanen bulan-bulan berikutnya. Mereka telah memprediksi kemarau berlangsung panjang dan debit air kian menyusut.
Dia menuturkan, warga bisa membawa pulang sekitar 20 kilogram ikan dalam sehari. Beberapa di antaranya dijual langsung ke pengunjung. Sebagian lagi dipasok ke pasar Desa Sidomulyo. ‘’Kalau ikan nila sekilonya Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu,’’ sebutnya.
Warga Plumpungrejo, Wonosari, Madiun, panen ikan dari waduk Dawuhan yang debit airnya menyusut.
- Pemkot Semarang Salurkan Air Bersih ke Wilayah Kekeringan
- BPBD Salurkan 3 Juta Liter Air Bersih Hadapi Kekeringan di Aceh Besar
- Penjelasan Pakar soal Cuaca di Bandung Jauh Lebih Dingin Saat Musim Kemarau
- BMKG Ingatkan Waspada Potensi Karhutla di Wilayah NTB
- BMKG Minta Warga di Manggara Barat Waspada Gelombang Tinggi pada Musim Kemarau
- BPBD Sumsel Ajukan 10 Helikopter Untuk Antisipasi Karhutla