Deborah Dewi, Analis Tulisan Tangan Teroris hingga Calon Gubernur
Impikan Pendidikan Formal Grafologi di Indonesia
Minggu, 09 September 2012 – 07:27 WIB
Dalam bekerja, Deborah Dewi berprinsip pukul rata alias tidak melihat background orang yang tulisan tangannya dianalisis agar objektif. Dia sempat ditertawakan di awal memilih jadi grafolog.
NAUFAL WIDI A.R., Jakarta
Baca Juga:
BUNYI telepon genggam menghentikan bicaranya. Deborah Dewi meminta rehat sejenak. Dia lantas tampak berbincang serius dengan lawan bicara di ujung telepon. Analisis tulisan tangan (grafologi) terdengar menjadi bahasan dalam percakapan selama hampir lima menit tersebut.
"Memang agak padat agendanya, apalagi kan setelah liburan," ujar Debo, sapaan akrabnya, mengawali perbincangan dengan Jawa Pos di sebuah kafe hotel di kawasan Senayan, Jumat (7/9) lalu. Saat itu dia baru saja menyelesaikan meeting dan sudah ditunggu agenda menyiapkan bahan ajar untuk pekan depan.
Dalam bekerja, Deborah Dewi berprinsip pukul rata alias tidak melihat background orang yang tulisan tangannya dianalisis agar objektif. Dia sempat
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala