Deborah Dewi, Analis Tulisan Tangan Teroris hingga Calon Gubernur
Impikan Pendidikan Formal Grafologi di Indonesia
Minggu, 09 September 2012 – 07:27 WIB
Di awal-awal proses tersebut, Debo mengaku mematok diri sendiri untuk menganalisis 50 tulisan tangan setiap hari. Kini sudah tak terhitung lagi berapa hasil analisis tulisan tangan oleh Debo. "Ribuan mungkin. Tapi, di awal-awal ya segitu, sekitar 50," ucapnya.
Apakah tidak bosan atau capek saat harus menganalisis 50 tulisan tangan dalam satu hari? Debo sejenak berhenti sembari mengernyitkan dahi. Dia tak langsung menjawab dengan lugas. "Pernah merasa penasaran" Pasti akan cari tahu, kan" Nah, kira-kira seperti itu," jawabnya, lantas tertawa kecil.
Namun, profesi yang saat ini dia tekuni bukan tanpa tantangan. Debo memaparkan, tantangannya tidak terletak pada input tulisan tangan yang diterima atau proses menganalisisnya. Justru tantangannya terletak pada output-nya atau saat menyampaikan hasil analisis.
"Kalau untuk pribadi, it doesn"t matter. Tapi, kita harus bijak, harus fokus pada kebutuhan untuk tujuan apa analisis itu dibuat," terang perempuan yang tak lama lagi akan mengakhiri masa lajangnya itu.
Dalam bekerja, Deborah Dewi berprinsip pukul rata alias tidak melihat background orang yang tulisan tangannya dianalisis agar objektif. Dia sempat
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408