Debu Ramadan di Turki dan Aljazair

Tunggu Tarawih, Manggung Tengah Malam

Debu Ramadan di Turki dan Aljazair
Saleem, Mustafa, Nadira, Husniah, dan Lutfi para personel grup band Debu saat mengadakan konferensi pers di Dapoer Rempah, Pondok Labu, Jakarta, kemarin (25/8). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Mereka harus tampil selarut itu karena orang-orang di sana baru berbuka sekitar pukul delapan malam, lalu masih harus menunggu selesainya salat Tarawih. Tak mengherankan bila Debu mendapat sambutan begitu meriah di Turki. Sebab, mereka juga memiliki album berbahasa Turki yang berjudul Hep Beraber.

Lagu-lagu dalam album itu juga mereka bawakan saat tampil di sana."Penggemar memang sudah banyak di Turki. Fanbase juga mulai tumbuh di sana. Semoga di negara-negara lain kami juga semakin dikenal," ucap Saleem yang bertugas sebagai peniup seruling dan flute di grup musik yang aktif tampil sejak 2001 itu.

Selain tampil di Turki dan Aljazair, mereka transit di Lyon, Prancis. Namun, karena mereka tidak punya visa, mereka harus puas hanya menghabiskan waktu menanti pesawat di Bandara Saint Exupery, Lyon. Nah, untuk membunuh rasa bosan selama menunggu boarding, mereka akhirnya mengeluarkan perangkat musik dan memainkannya di sana.

Rupanya, orang-orang di sana merasa terhibur dengan penampilan mereka. "Tidak disangka, kami mendapat apresiasi di bandara dari orang-orang yang kebetulan berada di sana," ucap Mustafa. "Meski hanya jamming, kami senang bisa menghibur orang dengan musik yang kami mainkan," tambahnya. 

GRUP musik religi Debu semakin mendapat tempat di panggung musik dunia. Selama Ramadan lalu, hampir sebulan mereka tampil di Turki dan Aljazair.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News