Dedi Mulyadi: Berbeda dengan Publik, Golkar Tunggu Kematian

“Yang harus dilakukan Partai Golkar adalah survei siapa yang diinginkan publik. Kalau Golkar sebagai pemilik rumah memilih berbeda dari publik, ya, tunggu kematian,” kata Dedi.
Sementara itu, Koordinator Generasi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengamini pernyataan Ray dan Dedi.
Dia menilai persoalan di internal Golkar karena adanya kepentingan pribadi atau kelompok yang muncul.
Persoalan itu lantas dibungkus seolah-olah menjadi kepentingan partai.
”Penunjukan Plt memperlihatkan seakan-akan masih ada kepentingan Novanto. Ini kan semua berdasar kepentingan pribadi dan kelompok,” kata Doli.
Menurut Doli, persoalan lain adalah terkait inkonsistensi. Sempat ada komitmen untuk menonaktifkan Setnov dari para pimpinan DPD I.
Namun, komitmen itu menguap. Hal ini seharusnya tidak terulang lagi.
Sebab, Partai Golkar tidak memiliki waktu banyak untuk bangkit kembali.
Rapat pleno yang dihelat pada Selasa (21/11) malam sebenarnya menjadi momentum bagi Partai Golkar untuk mendepak ketua umumnya, Setya Novanto.
- Lucky Hakim Pelesiran ke Jepang Tanpa Izin, Dedi Mulyadi Meradang
- Tegas! Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Bakal Berantas Knalpot Brong
- Ray Rangkuti Nilai Hasan Nasbi Layak Dicopot dari Jabatan PCO
- Rencana Dedi Mulyadi Sulap Gedung Pakuan Jadi Museum, Alasannya
- Libur Lebaran, Pengelola Wisata Jabar Diminta Maksimalkan Persiapan Infrastruktur Hingga Keamanan
- Dedi Mulyadi Singgung soal Pengelolaan Keuangan Daerah saat Salat Id