Dedi Mulyadi: Bulog Seperti Terperangkap

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV Dedi Mulyadi menyoroti kinerja perusahaan Perum Bulog. Pria 49 tahun itu menilai Bulog gagal dalam melakukan dua hal.
Pertama, Bulog tidak memiliki kemampuan menyerap gabah petani, sehingga mereka menjual hasil padinya kepada tekngkulak.
"Banyak tengkulak yang baru bisa membayar setelah penjualan. Sehingga ada titik waktu banyak para petani kecil yang mengalami kekosongan keuangan karena menunggu hasil gabahnya menjadi beras dan laku di pasar," kata Dedi.
Hal kedua yang gagal dilakukan Bulog adalah tidak maksimalnya menyerap gabah petani.
Menurut Dedi Mulyadi, daya serap Bulog itu rendah karena sering kali membeli beras di bawah tengkulak.
Selain itu, ujar Dedi, Bulog juga ternyata tidak mampu menjual beras. Hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya stok lama yang tidak bisa keluar.
"Banyak beras lama tak terpakai berarti tak bisa keluar, sehingga mengalami kerusakan," ujar politisi Golkar ini.
Kemudian, Bulog juga tidak memiliki gudang dengan tekonologi memadai dalam penyimpanan beras.
Menurut Dedi Mulyadi, Bulog juga ternyata tidak mampu menjual beras. Hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya stok lama yang tidak bisa keluar.
- Wamen Viva Yoga Dorong Kawasan Transmigrasi Berkontribusi dalam Swasembada Pangan
- Gegara Membawa Sabu-Sabu, Petani Ditangkap Polres Flores Timur
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar
- Bantu Atasi Konflik Sukahaji, Dedi Mulyadi Tawarkan Uang Kontrakan untuk Warga, Nilainya Sebegini
- Sepulang dari Yordania, Mentan Langsung Sidak Bulog & Pupuk Indonesia, Alhamdulillah
- Bulog Mojokerto Catat Prestasi Gemilang dalam Serapan Gabah dan Beras