Dedikasi Radja Murnisal Nasution di Tengah Keterbatasan Fisik

Meski Kaki Diamputasi, Akan Melatih sampai Mati

Dedikasi Radja Murnisal Nasution di Tengah Keterbatasan Fisik
Radja Murnisal Nasution, saat difoto di Stadion Renang Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS
Nah, sehabis peristiwa itulah, kondisi Radja terus memburuk. Terutama luka di kaki kanannya yang membusuk. Karena itu, setelah dia diperiksa dokter, tak ada jalan lain kecuali mengamputasinya agar penyakit tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dari mata kaki ke bawah. 

 

Amputasi itulah yang kemudian mengubah hidup Radja dari yang semula selalu berusaha melakukan segala hal sendiri menjadi sering bergantung pada orang lain. Baik saat melatih maupun dalam aktivitas keseharian.

 

Meski demikian, tidak ada sedikit pun niat dalam dirinya untuk mengurangi porsi kegiatan melatihnya ketika sakit seperti saat ini. "Saya tetap melatih, tidak ada yang berbeda dengan frekuensi latihan. Senin sampai Sabtu, pagi dan sore hari," ungkapnya. Pagi dia melatih mulai pukul 04.45 hingga 06.00, sedangkan sore mulai pukul 16.00 hingga 18.30.

 

Radja tidak sendiri dalam melatih para perenang muda. Anak-anaknya, Akbar dan Kevin, ikut melatih dan mengelola klub. "Saya tetap harus melatih untuk menjaga kualitas pola latihan di klub," ujarnya.

 

Bagi pencinta olahraga renang, nama Radja Murnisal Nasution sudah tidak asing. Dia adalah pencetak perenang andal Indonesia. Tapi, diabetes telah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News