Dedikasi Radja Murnisal Nasution di Tengah Keterbatasan Fisik
Meski Kaki Diamputasi, Akan Melatih sampai Mati
Sabtu, 14 September 2013 – 18:54 WIB
Nah, sehabis peristiwa itulah, kondisi Radja terus memburuk. Terutama luka di kaki kanannya yang membusuk. Karena itu, setelah dia diperiksa dokter, tak ada jalan lain kecuali mengamputasinya agar penyakit tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dari mata kaki ke bawah.
Amputasi itulah yang kemudian mengubah hidup Radja dari yang semula selalu berusaha melakukan segala hal sendiri menjadi sering bergantung pada orang lain. Baik saat melatih maupun dalam aktivitas keseharian.
Meski demikian, tidak ada sedikit pun niat dalam dirinya untuk mengurangi porsi kegiatan melatihnya ketika sakit seperti saat ini. "Saya tetap melatih, tidak ada yang berbeda dengan frekuensi latihan. Senin sampai Sabtu, pagi dan sore hari," ungkapnya. Pagi dia melatih mulai pukul 04.45 hingga 06.00, sedangkan sore mulai pukul 16.00 hingga 18.30.
Radja tidak sendiri dalam melatih para perenang muda. Anak-anaknya, Akbar dan Kevin, ikut melatih dan mengelola klub. "Saya tetap harus melatih untuk menjaga kualitas pola latihan di klub," ujarnya.
Bagi pencinta olahraga renang, nama Radja Murnisal Nasution sudah tidak asing. Dia adalah pencetak perenang andal Indonesia. Tapi, diabetes telah
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara