Dedikasi Radja Murnisal Nasution di Tengah Keterbatasan Fisik
Meski Kaki Diamputasi, Akan Melatih sampai Mati
Sabtu, 14 September 2013 – 18:54 WIB

Radja Murnisal Nasution, saat difoto di Stadion Renang Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS
Jika sebelumnya memegang perenang kelas utama, setelah kakinya diamputasi, Radja menangani para perenang di grup III atau yang berusia di bawah 10 tahun. Kelas utama dipegang Akbar. "Dulu saya bisa menguasai semua lintasan, tapi sekarang saya hanya bisa fokus di grup III," tuturnya.
Satu hal kini menjadi hambatan Radja dalam melatih. Yakni, dia tidak bisa memberikan contoh kepada anak-anak binaannya. Padahal, ketika belum duduk di kursi roda, Radja tidak hanya memberikan materi secara teori, melainkan juga praktik di dalam kolam renang. "Sekarang dengan suara saja sudah cukup. Saya harap anak-anak bisa mengerti dengan kondisi saya," imbuhnya.
Satu ciri khas yang masih tetap ada pada diri Radja adalah gaya melatihnya yang keras dan disiplin. Menurut dia, gaya yang galak itu harus tetap dipertahankan agar anak-anak tidak seenaknya berlatih.
"Tapi, sejak sakit ini, Bapak bisa lebih sabar. Karena Bapak tidak mau stres juga. Lagian, yang dilatih anak-anak kecil. Bisa-bisa nangis kalau dikerasi terus-terusan," kata Ike Kusuma, istri Radja.
Bagi pencinta olahraga renang, nama Radja Murnisal Nasution sudah tidak asing. Dia adalah pencetak perenang andal Indonesia. Tapi, diabetes telah
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu