Dedikasi Radja Murnisal Nasution di Tengah Keterbatasan Fisik

Meski Kaki Diamputasi, Akan Melatih sampai Mati

Dedikasi Radja Murnisal Nasution di Tengah Keterbatasan Fisik
Radja Murnisal Nasution, saat difoto di Stadion Renang Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS
Jika sebelumnya memegang perenang kelas utama, setelah kakinya diamputasi, Radja menangani para perenang di grup III atau yang berusia di bawah 10 tahun. Kelas utama dipegang Akbar. "Dulu saya bisa menguasai semua lintasan, tapi sekarang saya hanya bisa fokus di grup III," tuturnya.

 

Satu hal kini menjadi hambatan Radja dalam melatih. Yakni, dia tidak bisa memberikan contoh kepada anak-anak binaannya. Padahal, ketika belum duduk di kursi roda, Radja tidak hanya memberikan materi secara teori, melainkan juga praktik di dalam kolam renang. "Sekarang dengan suara saja sudah cukup. Saya harap anak-anak bisa mengerti dengan kondisi saya," imbuhnya.

 

Satu ciri khas yang masih tetap ada pada diri Radja adalah gaya melatihnya yang keras dan disiplin. Menurut dia, gaya yang galak itu harus tetap dipertahankan agar anak-anak tidak seenaknya berlatih.

 

"Tapi, sejak sakit ini, Bapak bisa lebih sabar. Karena Bapak tidak mau stres juga. Lagian, yang dilatih anak-anak kecil. Bisa-bisa nangis kalau dikerasi terus-terusan," kata Ike Kusuma, istri Radja.

 

Bagi pencinta olahraga renang, nama Radja Murnisal Nasution sudah tidak asing. Dia adalah pencetak perenang andal Indonesia. Tapi, diabetes telah

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News