Defisit Anggaran Kuartal Pertama Tembus Rp 104,9 Triliun
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan, realisasi defisit anggaran mencapai Rp 104,9 triliun hingga 31 Maret lalu.
Defisit tersebut setara dengan 0,77 persen produk domestik bruto (PDB) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Penerimaan negara mencapai Rp 295,1 triliun atau 16,9 persen dari target APBN.
Capaian tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 247,5 triliun.
Jumlah penerimaan tersebut bersumber dari, antara lain, penerimaan perpajakan sebesar Rp 237,7 triliun atau 15,9 persen dari target.
Selain itu, ada juga penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 57,4 triliun atau 22,9 persen dari target.
”Penerimaan perpajakan ini lebih tinggi dari tahun lalu sebesar Rp 204,5 triliun atau 13,3 persen dari target. PNBP juga lebih tinggi dari tahun lalu Rp 42,9 triliun,” kata Sri di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Jakarta, Senin (17/4).
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut mengatakan, pemerintah akan memanfaatkan momentum membaiknya capaian penerimaan perpajakan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan, realisasi defisit anggaran mencapai Rp 104,9 triliun hingga 31 Maret lalu.
- PPN 12 Persen untuk Barang Mewah, Ini Penegasan Sri Mulyani
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya
- Ternyata Daging hingga Listrik Kena PPN 12 Persen, Begini Kriterianya
- Tarif PPN Resmi jadi 12 Persen, Sri Mulyani: Masih Relatif Rendah
- Menkeu: APBN Defisit Rp 401 Triliun