Defisit Anggaran Terendah Sejak 2016

jpnn.com, JAKARTA - Defisit anggaran Indonesia mencapai Rp 94,42 triliun atau 0,64 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Hal itu tidak lepas dari realisasi penerimaan dan pendapatan negara per 30 Mei yang mencapai Rp 685,06 triliun.
Capaian tersebut mencakup 31,6 persen dari target penerimaan dalam APBN 2018. Sementara itu, untuk belanja, pemerintah telah merealisasikan Rp 779,51 triliun atau 35,10 persen dari alokasi.
Dengan demikian, realisasi defisit hingga akhir Mei ini lebih kecil daripada periode yang sama tahun sebelumnya.
’’Defisit anggaran ini merupakan yang terendah sejak 2016. Pada akhir Mei 2017, defisitnya mencapai Rp 128,7 triliun atau 0,94 persen dari PDB,’’ kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Selasa (26/6).
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengungkapkan, menurunnya defisit lebih disebabkan pertumbuhan realisasi belanja lebih rendah ketimbang penerimaan negara.
’’Ini diduga kuat strategi pemerintah yang sengaja menahan realisasi belanja beberapa pos anggaran seperti belanja modal yang di dalamnya ada belanja infrastruktur,’’ ujar Bhima.
Bhima menambahkan, sebelumnya sisa anggaran yang belum terserap dalam belanja modal masih cukup tinggi.
Defisit anggaran Indonesia mencapai Rp 94,42 triliun atau 0,64 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
- Di tengah Defisit Angggaran, Pemprov Riau Alokasikan Rp 10 M untuk Bangun Rumah Dinas
- APBD Riau Defisit Rp 3,5 Triliun, Gubernur Pusing, Wagub: Tak Perlu Dirisaukan!
- Kemenkeu Satu Kalbar Gelar Lelang Serentak Senilai Rp 5 Miliar, Ada Motor hingga Kapal
- Terdakwa Suparta Sebut Penerimaan Negara Triliunan dari Kerja Sama PT Timah dengan Swasta
- Prabowo Hadapi Tantangan Besar Kelola Defisit Anggaran, Pakar Sarankan Hal Ini
- Guru Besar Unissula Sebut Kehadiran BPN untuk Memperbaiki Sistem Penerimaan Negara