Defisit APBD 2021 Batam Diprediksi Mencapai Rp 200 Miliar

jpnn.com, BATAM - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021 Kota Batam, Kepulauan Riau, diprediksi mengalami defisit sampai Rp 200 miliar.
Sebab, pendapatan asli daerah tidak sesuai dengan harapan.
Terutama PAD di sektor hotel dan restoran yang terpukul akibat pandemi Covid-19.
"Defisit karena pendapatan asli daerah dari hotel dan restoran yang tidak memenuhi harapan yang diproyeksikan. Seperti kita ketahui, sektor inilah yang paling terpukul (pandemi Covid-19)," kata Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad di Batam, Jumat (25/6).
Tim anggaran Pemerintah Kota Batam awalnya memprediksi defisit hingga Rp 400 miliar.
Namun, setelah dibedah lebih dalam angkanya bisa ditekan hingga Rp 200 miliar.
Amsakar mengatakan pemerintah memang menargetkan pendapatan dari pajak retribusi hotel dan restoran cukup tinggi karena optimistis dengan pembukaan kembali pariwisata, menyusul angka penularan Covid-19 yang membaik pada akhir 2020.
Namun, ternyata penularan Covid-19 kembali meningkat, sehingga rencana pembukaan perbatasan dengan Singapura untuk pariwisata ditunda.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan bahwa defisit APBD bukan karena belanja yang besar, tetapi target pendapatan tidak tercapat akibat pandemi Covid-19.
- APBD Riau Defisit Rp 3,5 Triliun, Gubernur Pusing, Wagub: Tak Perlu Dirisaukan!
- Gemerlap Danantara
- Ekonom Sebut saatnya Reformasi Fiskal untuk Menjaga APBN
- Kementrans Siapkan Barelang Jadi Pilot Project Kawasan Transmigrasi Terintegrasi
- Wamendagri Bima Tegaskan Pentingnya Sinkronisasi Program Kerja Pusat dan Daerah
- Iwan Soelasno: Kades Jangan Risau, Desa Punya 6 Sumber Pendapatan