Defisit APBN Diperkirakan Bertambah Lagi

Jadi Rp 136 Triliun, Akibat Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Defisit APBN Diperkirakan Bertambah Lagi
Defisit APBN Diperkirakan Bertambah Lagi
Sedangkan belanja negara turun lebih kecil, yakni 1 persen PDB. Subsidi turun Rp 43,1 triliun akibat anjloknya harga minyak. Sedangkan bunga utang naik Rp 9 triliun akibat depresiasi nilai tukar rupiah. Di sisi belanja, juga ada tambahan stimulus fiskal untuk subsidi dan infrastruktur Rp 10,2 triliun.

Dengan demikian, pendapatan negara dan hibah diproyeksikan Rp 847,7 triliun. Sedangkan belanja negara Rp 984,6 triliun. Defisit Rp 136,0 triliun di antaranya ditutup dari penggunaan sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) 2008 sebesar Rp 51,3 triliun. Juga, dari pinjaman siaga Rp 37,1 triliun. Pembengkakan defisit menjadi 2,6 persen PDB juga membuat tambahan utang baru Rp 7,4 triliun.

Menurut Menkeu Sri Mulyani Indrawati, seluruh alokasi tambahan defisit dan pembiayaan masih akan dibahas dengan Panitia Anggaran DPR. Pembahasan baru akan dimulai Senin depan (23/2) atau mundur dari jadwal semula kemarin. ''Pasal 23 (klausul darurat) saja belum di-declare,'' kata Menkeu.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu Anggito Abimanyu mengatakan, tambahan pembiayaan defisit akan diserahkan persetujuannya ke DPR. Yang paling penting, pemerintah memiliki komitmen pinjaman siaga sekitar USD 5,5 miliar. ''Yang penting, kita pool dulu. Toh, kita sudah punya komitmen pinjaman siaga USD 5,5 miliar,'' tutur Anggito. (sof/dwi)

JAKARTA - Defisit APBN 2009 diperkirakan kembali membengkak menjadi 2,6 persen PDB (Produk Domestik Bruto) atau Rp 136,0 triliun. Defisit itu meningkat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News